"PLN Group, yang terdiri dari PLN Unit Induk Distribusi Jawa Tengah dan DIY, PLN Enjiniring, PLN Icon Plus, PLN Haleyora Power, serta Indonesia Battery Corporation (IBC), akan berkolaborasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Pemerintah Kabupaten Cilacap dalam membangun ekosistem ini. Mulai dari tahap perancangan teknis dan suku cadang KBLBB, hingga penyediaan infrastruktur pengisian daya/baterai, serta konversi dan instalasi kapal nelayan, termasuk platform digital untuk sistem pengisian, dan juga operasi dan pemeliharaan. Kabupaten Cilacap dipilih sebagai lokasi proyek percontohan," paparnya.
Soffin menambahkan bahwa pengembangan ekosistem ini juga akan memperhatikan kepentingan para nelayan. Misalnya, harga mesin kapal listrik akan diusahakan semurah mungkin agar sesuai dengan kemampuan ekonomi nelayan. Selain itu, akan ada dukungan tarif subsidi.
Selanjutnya, akan diterapkan skema khusus yang menarik bagi mitra yang memiliki Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) dan Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU). Ia menekankan bahwa semua akses akan disederhanakan, dengan dukungan penuh dari Pemerintah Daerah dan Pusat.
"Dalam mewujudkan hal ini, kita tidak dapat bergerak sendirian. Dengan dukungan sepenuhnya dari Bapak Gubernur Jawa Tengah dan Ibu Bupati Cilacap, kami yakin program ini akan sukses," tambah Soffin.
Sukirman, seorang nelayan dari Cilacap, menyambut baik konversi dari BBM ke tenaga listrik ini. Hal ini diharapkan dapat mengurangi biaya operasional yang tinggi ketika menggunakan BBM. Dia juga berharap agar mesin ini dapat diberikan subsidi dalam jumlah besar kepada para nelayan.
"Sebelumnya, kami menghabiskan sekitar Rp230 untuk BBM setiap berangkat. Namun, dengan tenaga listrik, biayanya hanya sekitar 25 ribu rupiah. Semoga produksinya banyak dan mendapatkan subsidi, serta kami akan mendapatkan pelatihan agar kami lebih memahami cara menggunakan mesin ini dengan aman," ujar Sukirman.
Editor : EldeJoyosemito
Artikel Terkait