Mengapa Seni Budaya Sering Dikecilkan dalam Pendidikan? Benarkah Ini Kebijakan yang Bijak?

Tim iNews Purwokerto
Fauza Cahya Paradisa Mahasiswa S1 PGSD FIPP UNNES (kiri) & Dr. Eka Titi Andaryani, S.Pd., M.Pd. Dosen Mata Kuliah Pengembangan Seni Budaya SD Universitas Negeri Semarang (kanan)

Bagaimana Dampaknya?

Pengecilan peran seni budaya dalam pendidikan memiliki dampak yang signifikan, baik pada peserta didik, sistem pendidikan, maupun masyarakat secara keseluruhan. Fokus yang berlebihan pada mata pelajaran akademis seperti matematika dan ilmu pengetahuan dalam kurikulum sekolah dapat mengabaikan aspek-aspek penting dari perkembangan peserta didik, termasuk pengembangan aspek emosional dan kreatif mereka. 

Padahal, pendidikan seni budaya membantu peserta didik untuk mengembangkan kreativitas mereka. Namun, dengan adanya pengecilan peran seni budaya dapat mengurangi kemampuan peserta didik untuk berpikir kreatif, berimajinasi, dan menciptakan karya seni mereka sendiri. Sehingga bagi peserta didik yang berbakat di bidang seni, pengecilan peran pendidikan seni budaya dapat mengurangi peluang mereka untuk mengembangkan bakat dan mengejar karir di bidang seni.

Pendidikan seni budaya juga bukan hanya tentang menciptakan seniman, tetapi juga tentang membantu peserta didik mengembangkan kecerdasan emosional mereka, mengatasi tantangan emosional, dan meningkatkan kualitas hidup mereka secara keseluruhan. Seni budaya adalah alat yang kuat untuk pertumbuhan dan perkembangan emosional peserta didik.

Pengecilan peran pendidikan seni budaya dapat mengurangi peluang untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis peserta didik. Mengapa? Pendidikan seni budaya mempromosikan kemampuan berpikir kritis dan analitis. Peserta didik belajar menganalisis karya seni, memahami konteksnya, dan mengevaluasi pesan yang terkandung dalamnya. Penting untuk memahami bahwa seni budaya bukan hanya tentang kreativitas visual, tetapi juga tentang pengembangan kemampuan berpikir yang kuat. 

Pendidikan seni budaya juga dapat membantu anak mengembangkan kemampuan interpersonal dan kerjasama dalam kelompok. Jika peran pendidikan seni budaya ditekan, maka anak dapat kehilangan kesempatan untuk mengembangkan kemampuan tersebut. Hal ini dapat berdampak pada kemampuan anak dalam berinteraksi dengan orang lain di masa depan.

Pendidikan seni budaya semestinya dapat membantu anak memahami dan menghargai budaya mereka sendiri. Namun, jika peran pendidikan seni budaya ditekan, maka dapat mengurangi akses anak untuk mempelajari dan memahami budaya mereka sendiri. Apakah dengan begitu identitas budaya masih tetap terpelihara? Jawabannya tidak. Tanpa seni budaya, ada risiko hilangnya pemahaman tentang warisan budaya dan nilai-nilai tradisional yang berdampak pada hilangnya identitas budaya dan kebanggaan akan budaya.

Apakah Ini Kebijakan yang Bijak?

Saat mempertimbangkan apakah pengecilan peran seni budaya dalam pendidikan adalah kebijakan yang bijak, maka perlu mempertimbangkan berbagai faktor. Setiap kebijakan harus dievaluasi secara cermat untuk memahami konteks dan tujuannya. Di satu sisi, penekanan pada mata pelajaran yang dianggap memiliki dampak langsung pada pekerjaan dan karir dapat mempersiapkan peserta didik untuk menghadapi tantangan ekonomi. 

Namun, di sisi lain, pengecilan peran seni budaya dapat merugikan perkembangan peserta didik dalam aspek kreativitas, pemikiran kritis, dan pemahaman budaya. Kebijakan yang bijak harus mencoba mencari keseimbangan antara prioritas akademik dan pengembangan pribadi. Sebuah kurikulum yang seimbang harus memasukkan seni budaya sebagai komponen penting.

Pengecilan peran seni budaya dalam pendidikan merupakan isu penting yang mempengaruhi perkembangan peserta didik dan masyarakat. Meskipun ada argumen yang mendukung penekanan pada mata pelajaran akademik, tidak boleh diabaikan bahwa seni budaya memberikan nilai tambah yang signifikan dalam pengembangan kreativitas, pemikiran kritis, pemahaman budaya, dan pemahaman diri peserta didik. Untuk mencapai pendidikan yang seimbang dan komprehensif, perlu ada pengakuan yang lebih besar terhadap pentingnya seni budaya dalam kurikulum pendidikan.

 

Penulis:

1. Fauza Cahya Paradisa (Mahasiswa S1 PGSD FIPP UNNES)

2. Dr. Eka Titi Andaryani, S.Pd., M.Pd. (Dosen Mata Kuliah Pengembangan Seni Budaya SD Universitas Negeri Semarang)

 

Editor : Arbi Anugrah

Sebelumnya

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network