Sementara Dekan Fakultas Kedokteran Unsoed Purwokerto Rudi Prihatno mengatakan Unsoed memiliki visi dan misi pembangunan pedesaan.
“Maka kekhasan dari visi dan misi Unsoed ini bisa diwujudkan dalam pengembangkan tanaman obat keluarga. Kita memiliki potensi sumber daya tanaman obat yang kaya, juga banyak orang pintar. Yang dibutuhkan adalah pengakuan. Sehingga ke depan perlu terus ada pengembangan. Jangan kalah sama ilmuwan China yang mendapatkan Nobel dari herbal,”ujarnya.
MoU kerja sama antara FK Universitas Jenderal Soedirman dengan Sido Muncul mengenai pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. (Foto: iNewsPurwokerto)
Sementara jurnalis senior Andy F Noya mengatakan simposium tersebut memperkuat tren masyarakat untuk mengonsumsi obat herbal. Yang menarik trennya, semakin banyak masyarakat yang mengonsumsi obat herbal. Akademisi juga membuka diri melihat bahwa herbal menjadi alternatif obat. Serta RS-RS mau membuka diri terhadap obat herbal ini,”katanya
Simposium tersebut diikuti oleh 250 peserta dari kalangan kedokteran, apoteker, dan tenaga kesehatan, simposium nasional dilaksanakan secara hybrid baik online via zoom maupun offline.
Pada kesempatan ini juga dilakukan penandatanganan Nota Kesepahaman (MOU) kerja sama antara FK Universitas Jenderal Soedirman dengan Sido Muncul mengenai pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Sido Muncul Irwan Hidayat dan Ketua LPPM Universitas Jenderal Soedirman Prof Dr Elly Tugiyanti , MP.
Editor : EldeJoyosemito
Artikel Terkait