Koalisi Arab yang dipimpin Arab Saudi melakukan intervens, untuk menopang pemerintah Yaman yang diakui secara internasional, Sehingga menjerumuskan negara tersebut ke dalam perang brutal, yang telah mengakibatkan ratusan ribu kematian.
“Ketika saya mulai menggunakan TikTok, saya mem-posting video kapal (Galaxy Leader) yang disita oleh Yaman. Ketika saya mem-posting klip video tersebut, video tersebut ditonton jutaan kali dalam waktu empat hari,” katanya kepada AFP di Sanaa, sambil mengenakan pakaian tempur dengan senapan tersampir di pangkuannya.
“Setelah itu, akun tersebut diblokir (oleh TikTok) dan dihapus secara permanen.”
Haddad mengatakan akun Instagram miliknya yang memiliki 70.000 pengikut juga dihapus bersama dengan profil Facebook-nya. Kedua platform tersebut, milik Meta, melarang ujaran kebencian.
Berbeda dengan video Haddad, kelompok Houthi sering terlihat mengadakan demonstrasi massal di mana massa yang membawa senjata meneriakkan: "Matilah Israel, matilah Amerika!"
“Tiga akun TikTok saya juga diblokir, tetapi saya telah membuat akun baru, dan untungnya, jumlah pengikutnya meningkat,” kata Haddad, mengabaikan perbandingan dengan aktor Chalamet dari Hollywood.
“Saya tidak peduli (pengguna media sosial) membandingkan saya dengan aktor ini, tapi saya senang dalam hal lain,” ujarnya.
“Saya senang bisa mengirim pesan ke Barat, karena banyak orang asing mengikuti saya.”
Haddad menegaskan bahwa meski fokus pada penampilannya, dia tetap berkomitmen pada tujuannya.
“Saya tidak tertarik menjadi terkenal karena ketampanan saya, pasti ada yang lebih penting,” ucapnya.
“Saya tidak berpikir untuk menjadi terkenal, karena saya tampan untuk melakukan iklan atau menjadi seorang aktor."
“Yang paling penting adalah tujuan dasar kami, Palestina, dan kami semua berada di pihak Palestina.”
Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta
Artikel Terkait