Meskipun libur kuliah, sejak pukul 10.00 WIB sejumlah mahasiswa STIKOM Yos Sudarso sudah berkumpul di kampus. Mereka meluangkan waktu untuk membantu mengemas sayur mayur berupa buncis dan tomat.
Ada yang menggotong karung besar berisi buncis, ada pula yang menimbang buncis. Setelah selesai pengepakan, mereka berkeliling ke rumah-rumah warga di sekitar kampus dan membagikannya secara gratis.
Retno (57) salah satu tukang becak di sekitar kampus mengaku bersyukur mendapatkan pembagian buncis tersebut. “Ini rezeki, terima kasih. Semoga selamat, panjang umur,” tutur Retno yang sudah 5 tahun bekerja sebagai tukang becak di sekitar Karangklesem, Purwokerto Selatan.
Karyn (22) mahasiswi Sistem Informatika STIKOM Yos Sudarso mengatakan, dirinya senang dapat terlibat langsung untuk berbagi kepada sesama. “Pertama kali, senang karena bisa menolong orang lain. Tadi juga rasanya happy saat melihat orang happy ketika menerima buncis,” kata Karyn.
Sebelumnya, Relawan Caritas Keuskupan Purwokerto (KARITO) Adi Rusprianto di Karangkobar menyebutkan, akibat panen raya, harga buncis anjlok dari sekitar Rp 3.000 menjadi Rp 700-800 per kilogram. Akibat dari kondisi ini, Gereja Katolik Santo Antonius Banjarnegara membantu proses distribusi dan penjualan melalui gereja di Banjarnegara, Purbalingga, Purwokerto, serta Batang. Penjualan dengan harga normal, yaitu Rp 3.000 per kilogram.
“Harga anjlok karena barang yang ada atau panen di tempat lain juga melimpah. Jadi mau tidak mau, petani menjual dengan harga tebasan. Satu petak kebun langsung dihargai sekian ratus ribu rupiah. Itu tindakan akhir petani yang tidak mungkin petik sendiri,” tutur Adi.
Pembelian dengan harga normal sekitar Rp 3.000 per kilogram, kata Adi, membuat para petani terselamatkan dari panen raya ini. Setidaknya mereka bisa mendapatkan modal produksi lagi dan bisa mendapatkan uang untuk tanam di musim berikutnya.
Hingga kini setidaknya ada sekitar 2 ton buncis yang telah dijual dan distribusikan lewat aksi sosial ini.
Editor : Arbi Anugrah
Artikel Terkait