“Ini merupakan bentuk nyata komitmen pemerintah pusat untuk mendukung percepatan ekspor di daerah khususnya dari sektor UMKM,” kata Lintarti.
Menurutnya, UMKM memiliki peran penting sebagai tulang punggung ekonomi, termasuk di Banyumas. Banyak produk unggulan lokal yang sebenarnya mampu bersaing di pasar internasional, tetapi masih terkendala kurangnya pemahaman prosedur ekspor.
“Melalui sosialisasi dan pendampingan dari ECS, saya berharap para pelaku UMKM di Banyumas dapat meningkatkan wawasan, keterampilan, serta jaringan usaha untuk menembus pasar ekspor,” jelasnya.
Lintarti juga menekankan pentingnya dukungan dari pemerintah daerah melalui pelatihan, legalitas usaha, promosi produk unggulan, serta digitalisasi UMKM agar mampu bersaing sebagai pemain akhir dalam rantai distribusi global.
Sementara itu, Koordinator Tenaga Teknis ECS, Aksamil Khair, memaparkan peran ECS sebagai lembaga yang bernaung di bawah Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan RI. ECS bekerja sama dengan Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) untuk memberikan layanan konsultasi, mencarikan buyer luar negeri, mediasi perdagangan, business matching, serta pendampingan pelaku usaha melalui platform InaExport.
“Bisnis matching yaitu mempertemukan Bapak Ibu semua dengan pembeli luar negeri, apakah itu secara langsung atau melalui Zoom, dan hari ini akan kita coba pertemukan Bapak Ibu dengan salah satu pembeli dari Singapura,” pungkas Aksamil.
Editor : Arbi Anugrah
Artikel Terkait