PURWOKERTO, iNewsPurwokerto.id — Dinas Pendidikan (Dindik) Kabupaten Banyumas mendorong Festival Lomba Seni dan Sastra Siswa Nasional (FLS2N) jenjang SMP menjadi ajang strategis dalam menggali dan mengembangkan potensi siswa di bidang seni dan sastra.
Harapan ini disampaikan Kepala Dindik Banyumas, Joko Wiyono, usai membuka FLS2N tingkat kabupaten tahun 2025 yang berlangsung di Gedung Gurinda Sarwa Mandala, Selasa (10/6/2025).
Dalam sambutannya, Joko menekankan bahwa kegiatan yang berlangsung selama tiga hari ini menjadi sarana penting untuk mengaktualisasikan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa yang memiliki bakat istimewa.
Sebanyak delapan mata lomba dipertandingkan dalam FLS2N kali ini, meliputi kreativitas musik tradisional, menyanyi solo, pantomim, ilustrasi, ansambel campuran, tari kreasi, mendongeng, dan menulis cerita.
"FLS2N memberikan ruang bagi siswa untuk menyalurkan kreativitas seni mereka. Ini bagian dari upaya kami mencetak generasi yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga kaya imajinasi dan ekspresi," ujar Joko.
Ia menjelaskan, seleksi FLS2N dilakukan secara berjenjang, dimulai dari tingkat subrayon sebelum para peserta melaju ke tingkat kabupaten.
Tahun ini, tercatat 142 siswa ambil bagian. Pemenang lomba akan mewakili Banyumas ke tingkat provinsi, dan berkesempatan melaju hingga nasional.
Joko mengungkapkan bahwa hingga saat ini, Banyumas belum berhasil mencetak juara nasional dalam ajang FLS2N. Namun, ia optimistis capaian itu bisa diraih dalam waktu dekat.
Beberapa cabang lomba diandalkan untuk menembus level nasional, antara lain menyanyi solo, tari kreasi, dan kreativitas musik tradisional—khususnya yang mengangkat kekayaan seni khas Banyumas.
"Musik tradisional Banyumas jadi kekuatan kami. Bila ada peserta yang berhasil juara nasional, tentu akan kami sambut dengan meriah," katanya penuh semangat.
Ia juga menyebut pentingnya FLS2N sebagai sarana pencarian talenta baru, khususnya di bidang pantomim dan sastra. Joko bahkan menyebut nama-nama besar seperti almarhum Didi Petet dan Septian Dwi Cahyo sebagai inspirasi.
“Semoga ke depan, FLS2N mampu melahirkan cerpenis hingga penulis skenario besar yang berasal dari Banyumas,” harapnya.
Editor : EldeJoyosemito
Artikel Terkait