Kemelut di Tanah Leluhur, Ketika Data dan Derita Bertemu dalam Sebuah Novel

Elde Joyosemito
Dr?Barid?Hardiyanto membuat karya “Kemelut di Tanah?Leluhur”, sebuah novel digital yang lahir dari proyek #SastraAIAkademik. (Foto: Istimewa)

“Tujuannya sederhana: membuat sains terasa manusiawi,” jelas Barid. Ia meyakini metode ini dapat memperluas jangkauan riset, sekaligus memberi peneliti indikator dampak sosial yang lebih konkret ketimbang sekadar sitasi akademik.

Dalam proses penulisan, Barid memanfaatkan model bahasa generatif untuk merangkai alur, memoles dialog, dan menguji nuansa emosi. AI juga dipakai memetakan kronologi kebijakan, memastikan setiap bab tetap bersandar pada kenyataan historis. “Kami tetap melakukan fact‑checking manual agar tidak tergelincir menjadi romantisasi,” tegasnya.

Ia menyebut eksperimen ini sebagai “hibrida sastra‑akademik”—di mana kekuatan data bertemu kelembutan narasi. Hasilnya adalah novel sepanjang 280 halaman yang, menurut Barid, “lebih mudah menggugah empati pembaca ketimbang slide presentasi.”

Peluncuran “Kemelut di Tanah Leluhur” mendapat respons hangat komunitas literasi dan aktivis agraria. Direktur Lembaga Bantuan Hukum Agraria, Siti Rahmawati, menilai karya tersebut “mampu memotret jerat struktural dengan bahasa rakyat.” Sementara dosen sastra Universitas Gadjah Mada, Dr Mandira Lestari, menyebutnya “format baru penyebaran ilmu yang relevan di era banjir informasi.”

Novel ini tersedia gratis dalam format ePub dan PDF di situs resmi #SastraAIAkademik. Pembaca diajak mengeja setiap konflik, mendalami setiap duka, dan—siapa tahu—menemukan secuil diri mereka di antara baris‑baris perjuangan Karsim.

Editor : EldeJoyosemito

Sebelumnya

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network