Dengan sistem tersebut, kebutuhan energi greenhouse dapat dipenuhi secara ramah lingkungan sekaligus menekan biaya listrik.
Menurut Ketua Tim, Okti Herliana, kegiatan ini bertujuan meningkatkan efisiensi sekaligus kualitas budidaya melon hidroponik.
“Sistem otomatisasi memungkinkan petani memantau pH, EC, dan nutrisi dari jarak jauh menggunakan aplikasi berbasis android. Proses pemeliharaan tanaman menjadi lebih praktis dan terukur,” jelasnya.
Sementara itu, Galih Bayu Kusuma menuturkan, sebelum penerapan IoT, pengaturan nutrisi dilakukan manual sehingga membutuhkan ketelatenan tinggi.
“Kini biaya listrik lebih hemat dan proses pengaturan iklim mikro maupun nutrisi jadi lebih mudah. Kami berharap inovasi ini bisa menjadi percontohan bagi petani muda lainnya,” ujarnya.
Dengan dua greenhouse berukuran 15x8 meter dan kapasitas 455 lubang tanam, P4S Sidamukti memiliki potensi produksi sekitar satu ton melon setiap tiga bulan. Ke depan, model budidaya berbasis IoT ini diharapkan menjadi rujukan bagi pengembangan hortikultura modern di Banyumas.
Selain memperkuat ketahanan pangan lokal, penerapan teknologi juga diharapkan mendorong lahirnya generasi muda yang tertarik menekuni dunia pertanian.
Editor : EldeJoyosemito
Artikel Terkait