PURWOKERTO, iNews.id - Peristiwa anak membunuh ibu kandung sempat menggegerkan masyarakat di Kelurahan Martasinga, Kecamatan Cilacap Utara, Kabupaten Cilacap, pada Rabu (8/9) kemarin.
Menurut Kapolres Cilacap AKBP Leganek Mawardi mengatakan jika kasus anak membunuh ibunya sendiri akibat luapan emosi.
"Untuk hasil pemeriksaan awal tersangka, luapan emosi terhadap korban karena jarang diajak ngobrol, sering diomelin, yang bersangkutan walaupun sudah membantu berjualan bubur namun tidak dianggap sama keluarganya ini tadi," kata Leganek dalam konferensi persnya di Mapolres Cilacap, Kamis (9/9/2021).
Menurut dia, emosi tersebut sudah menumpuk hingga terjadi tindakan pembunuhan.
"Ini salah satu motif, jadi dia emosi yang sudah menumpuk kepada ibu kandungnya tersebut, itu yang menjadikan dia untuk melaksanakan pembunuhan terhadap ibunya," ujarnya.
Dia mengatakan jika tersangka merupakan anak sulung dari empat bersaudara. Sebagai kakak, tersangka ini termasuk anak yang pendiam, namun sering membantu ibunya selama ini untuk berjualan bubur.
Saat kejadian tetangga sekitar sempat mendengar suara teriakan dari dalam rumah tersebut. Ketika dilihat, tetangganya tersebut sempat takut dan akhirnya berlari untuk meminta bantuan.
"Kalau dari laporan saksi terdengar teriakan, sehingga saksi melihat sedang bergumul, si ibunya itu tadi melawan, karena melihat tersebut saksi lari karena melihat tersangka membawa parang, saksi lari untuk meminta bantuan babinkamtibmas," ujarnya.
Dari hasil pemeriksaan, pelaku sempat membawa samurai sebelum menusuk korban. Namun karena sang ibu melawan, akhirnya pelaku menggeret korban menuju dapur dan mengambil parang.
"Dia sudah membawa samurai, lalu bergumul mau di bunuh, tapi ibunya melawan. Setelah melawan akhirnya dipegang dicekik dibekap dari belakang terus kemudian mengambil parang yang ada di dapur," jelasnya.
Sementara menurut tersangka RS (23) dirinya mengaku menyesal telah membunuh ibunya. Dia melakukan hal tersebut karena sakit hati dan sering dimarahi.
"Ibu sering pilih kasih, sama didiemin sama ibu, sudah lama di diemin. Sudah sering sakit hati. Memang sering bikin ibu marah, contohnya kalau lagi tidak jualan dimarahin. Dimarahinya paling disuruh jualan terus. Saya nyesel pak," jelasnya.
Editor : Arbi Anugrah
Artikel Terkait