get app
inews
Aa Text
Read Next : TNI AD Bangun 20 Pompa Hydrant dari Sungai Serayu, Aliri Sawah 3 Desa di Banyumas

Kisah Jenderal Dudung Pimpin Timsus Kejar GPK di Timor Timur 

Selasa, 21 Juni 2022 | 06:58 WIB
header img
Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman

JAKARTA, iNews.id - Sewaktu terjadi operasi di Timor Timur, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman baru saja lulus Akademi Militer (Akmil) Magelang (dulu AKABRI) tahun 1988. Dia berpanglat Letnan Dua (Letda).

Sebagai anggota TNI AD, dia harus siap ditempatkan di mana saja. Nah, penugasan yang harus diemban Jenderal Dudung tidak main-main. Langsung berangkat ke Timor Timur.

Waktu itu usianya baru menginjak 24 tahun dan masuk dalam Batalyon Infanteri (Yonif) 744-SYB yang berada di bawah kendali Kodam IX/Udayana. 

Personel dari Batalyon yang kini namanya berubah menjadi Batalyon Infanteri Raider Khusus itu terdiri atas pasukan elite pertempuran Infanteri. Jumlahnya sekitar tujuh peleton dalam batalyon ini.  

Jenderal Dudung ketika itu mendapat kepercayaan sebagai Komandan Peleton (Danton) 3/B yang bermarkas kompi di Desa Becora, Dili, Timor-Timur. 

Dia memimpin tim khusus di wilayah yang kini telah bernama Timor Leste, yaitu Ataka dan Casador.  

“Di sinilah saya membawa tim khusus yang namanya Ataka dan Casador. Tim ini terdiri atas prajurit-prajurit pilihan yang berpengalaman untuk mencari anggota Gerakan Pengacau Keamanan (GPK)," ujar Dudung mengisahkan cerita dikutip dari buku Loper Koran Jadi Jenderal, Selasa (21/6/2022).  

Prajurit pertama ini haruslah terlebih dulu melakukan masa orientasi sekira lebih 2 bulan. Mulai dari pengenalan lokasi, kegiatan fisik hingga mental.  

Sesudah semuanya rampung, Dudung dan para prajuritnya berangkat naik ke atas sebuah gunung. Di sana, mereka semua akan menjalankan tugas di medan operasi selama 3 bulan lamanya.  

"Pertama tugas operasi, saya Danton pertama yang seharusnya masih belum terlihat prestasinya. Akan tetapi, Komandan waktu itu, Kapten Edison, entah menilai fisik saya kuat atau alasan apa, dia memilih saya masuk dalam tim khusus dan bahkan memimpin,”jelasnya.

Ia mengatakan  tim khusus biasanya dipilih dari mereka yang berprestasi. Dia heran, ketika itu masih tergolong remaja tapi bisa masuk ke dalam tim khusus yang beranggotakan sejumlah 12 orang.  

"Rupanya memang dipilih dari masih awal penetapan belum kelihatan keahliannya. Mungkin saya dikenal dengan fisik yang kuat atau apa saya tidak tahu,”tuturnya.  

Kapten Edison yang merupakan abituren Akmil 1985 kala itu menjabat sebagai Komandan Kompi (Danki). Memang pada akhirnya Dudung mengetahui anggota tim tersebut dipilih berdasarkan fisik dan pengalaman yang mumpuni.  

"Timsus ini bergerak apabila ada tim yang biasa mengalami hambatan atau mengalami kontak senjata. Pada proses pengejaran, saya ditunjuk lagi menjadi Timsus Casador,”jelasnya  

Karier Dudung di Yonif 744-SYB Dili berlangsung sampai dengan Tahun 1994. Jabatan terakhir di Yonif yang terbentuk pada 24 Januari 1978 itu yakni Danton 1 Kompi B. 

 

Editor : EldeJoyosemito

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut