get app
inews
Aa Text
Read Next : 5 Desa di Banyumas Gelar Umbul Doa dan Yasinan untuk Pilkada yang Damai

Berangkat dari Sejarah hingga Pertunjukan, Jagad Lengger Festival 2022 Sukses Digelar

Jum'at, 01 Juli 2022 | 08:27 WIB
header img
Serangkaian acara Jagad Lengger Festival (JLF) 2022 (Foto: Dok JLF)

BANYUMAS, iNews.id - Serangkaian acara Jagad Lengger Festival (JLF) 2022 yang berlangsung sejak 25-27 Juni 2022 telah selesai dilaksanakan. Selama tiga hari itu hadir puluhan pelaku, pengamat, dan publik yang antusias melestarikan seni tradisi Lengger Banyumasan. 

Suasana Pendhapa Si Panji Banyumas seketika itu berubah, dari yang biasanya hanya dipakai sebagai kantor administrasi Kecamatan Banyumas, selama tiga hari penyelenggaraan nampak semarak dan ramai.

Festival pertama di Indonesia yang mengkhususkan diri pada tradisi lengger ini mengambil tema “Ngunthili & Napak Tilas Tradisi Lengger”. Tema ini diurai dan dibahas secara intens dalam empat program, yaitu Seminar, Pertunjukan, Pameran Arsip & Pemutaran Film, serta Peken Dusun Lengger. Selain semarak oleh pertunjukan, nuansa diskusi dan distribusi pengetahuan terkait ini kental terasa selama festival berlangsung.

Suara calung dan tembang yang disela riuh obrolan pengunjung terdengar dominan selama JLF 2022 berlangsung. Tiap harinya, acara dimulai jam 10 pagi dan baru berakhir hingga pukul 10 malam. Selama itu pula, ratusan pengunjung hadir setiap hari.

"Pengunjung tidak hanya dari Banyumas atau Purwokerto saja, tapi juga banyak yang dari luar kota khusus ke Banyumas untuk ikut JLF lho,” ujar Otniel Tasman, direktur JLF 2022.

“Sebagai penari lengger saya ikut lega, berarti lengger masih punya tempat di hati masyarakat Banyumas,” sambungnya.

Gelaran JLF ini dibuka pada Sabtu, 25 Juni 2022 pukul 9 pagi dengan pertunjukan tari lengger massal di alun-alun Banyumas. Sekitar 50 penari lengger dari SMKN 1 Banyumas urun karsa meramaikan. Lemparan sampur dan decak kagum penonton membuka festival.

Dari sana, seluruh rombongan bergerak ke venue festival ke pendhapa si panji yang hanya berjarak sekitar 100 meter dari alun-alun. Pendhapa Si Panji, tempat diselenggarakan JLF merupakan bangunan yang punya nilai historis tinggi bagi warga asli Banyumas, di situlah dulu pusat pemerintahan Kabupaten Banyumas dilaksanakan.

Tak seperti festival seni lain yang berfokus pada semarak pertunjukan, JLF 2022 lain sebab ia juga memberi fokus dan penggarapan serius pada arsip lengger. Sesuai misi JLF yaitu membaca rute gerak perkembangan sejarah lengger Banyumas, arsip-arsip yang dikumpulkan oleh tim JLF diaktivasi dan dipamerkan.

Otniel Tasman menjelaskan, bahwa festival ini adalah langkah pertama dan menjadi penting, sebab sebelumnya tak ada penelusuran atau penyusunan sejarah yang layak soal lengger. “Kami pun belum tahu apakah sejarah yang kami susun itu benar atau salah, tapi yang jelas festival ini adalah langkah pertama untuk membuka diskusi soal itu," jelasnya.

Menurut Abdul Aziz Rasjid, kurator JLF 2022 mengatakan jika penyelenggaraan JLF di Banyumas juga bisa dilihat sebagai acara homecoming, sebab Banyumas adalah daerah tempat lengger lahir. Di masa lalunya, lengger hadir di tengah masyarakat agraris, tak hanya sebagai hiburan namun juga ritus spiritual. 

Kini, seiring perkembangan zaman, lengger boleh jadi mengalami perubahan bentuk pertunjukan atau relasi dengan masyarakat. Festival ini ingin merangkum perkembangan itu dalam sebuah rute arsip yang bisa dinikmati oleh siapa saja. 

Atas misinnya ini, JLF 2022 mendapat dukungan penuh dari Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia; Indonesia Kaya, dan Pemerintah Kabupaten Banyumas. Sementara penyelenggara JLF sendiri adalah kolaborasi beberapa komunitas dari tiga kota, yaitu Banyumas, Yogyakarta, dan Solo.

“JLF telah menjadi ruang pertemuan. Momen-momen saat interaksi antara pelaku seni tradisi lengger, pengamat, juga warga terjalin erat dan personal baik dalam perbincangan tentang pengalaman, pertukaran gagasan, serta riuh tepuk tangan,” tambah Aziz.

Berikut rangkuman acara Jagad Lengger Festival (JLF) 2022 selama tiga hari berturut-turut.

Hari Pertama

Semua acara di hari pertama adalah representasi dari tradisi lengger klasik di masa lalu. Yang dipilih adalah topik, film, dan pertunjukan dari lengger di dekade 1980-an di Banyumas. Pengunjung di bawa kembali ke masa lalu untuk tahu seperti apa lengger dulu hadir di masyarakat.

1. Seminar/ Refleksi dan Catatan Kaki Lengger Otniel Tasman - Direktur JLF dan penari lengger Yustina Devi - Dosen dan peneliti lengger.

Seminar hari pertama membicarakan soal pemaknaan terhadap lengger. Bagaimana publik melihat dan memaknai lengger, serta yang lebih penting bagaimana Otniel Tasman sebagai penari lengger memaknai tubuh dan wacana soal lengger sendiri. Otniel menyatakan bahwa diskusi soal identitas gender pada lengger sesungguhnya adalah isu yang sangat permukaan, sebab lengger menyimpan banyak kedalaman isu lain untuk dikaji.

Editor : Arbi Anugrah

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut