Di tempat yang sama, Direktur Utama KRKB Gembira Loka Yogyakarta KMT A Tirtodiprodjo mengatakan pihaknya harus rela mengalihkan biaya pembangunan untuk bertahan. “Kebetulan, kami baru saja menurunkan dana Rp20 miliar dari bank pada tahun 2020 lalu. Sedianya akan dipakai untuk pembangunan di Gembira Loka, namun karena pandemi, maka untuk sementara skip terlebih dahulu. Dana tersebut kami gunakan untuk tombok (menutup) operasional dan mengangsur bank. Karena memang kondisi pandemi berdampak pada kami,”jelasnya.
Hanya saja, ia meminta kepada seluruh pengelola kebun binatang dan aquaria untuk berinovasi dalam kondisi pandemi seperti ini. “Mulai dari urusan pakan yang harus dkombinasikan dan program khusus. Misalnya, kami mempunyai program Supeda, yakni bersepeda di dalam kebun binatang. Waktunya terbatas, mulai jam 06.00 WIB. Ini salah satu contohnya. Sebab setiap bulan, kami harus mengeluarkan biaya hingga Rp400 juta setiap bulannya,”katanya.
Ia juga menggandeng pihak ketiga seperti supermarket di Yogyakarta yang biasa membantu buah dan sayuran yang tidak layak jual, namun masih layak konsumsi bagi satwa. Selain itu, juga ada bantuan pendanaan dari masyarakat peduli satwa di mana dananya bisa terkumpul hingga sekitar Rp1 miliar.
Editor : EldeJoyosemito