Lidya juga melihat banyak orang, khususnya laki-laki, yang melaksanakan Sholat Jumat di Hagia Sophia, Turki, hingga membeludak ke luar masjid.
Suara azan tersebut membuat hati Lidya bergetar dan sangat membekas. Ia pun langsung mencari tahu apa itu azan dan Islam, serta mengapa orang-orang sholat bersujud secara serempak menghadap Tuhannya.
Tidak hanya itu, Lidya sempat diberi salam "Assalamualaikum" oleh seseorang. Padahal ketika itu Lidya masih non-Muslim dan sedang mencari-cari tentang ajaran agama Islam.
Hingga akhirnya Lidya mendapat hidayah Islam. Ia memutuskan masuk Islam karena semua yang Muslim ikuti masuk akal. Khususnya ketika meminta ampun kepada Tuhan, tidak ada perantara dan tak ada yang harus dikorbankan.
"Di Islam ibadahnya hanya antara Anda dan Tuhan, antara Anda dan Allah saja. Jika aku berdosa, aku harus minta ampun dan bertobat. Ini bagiku lebih adil, lebih terang dan jelas," katanya.
Bahkan sejak memutuskan menjadi mualaf, Lidya lebih religius. Imannya makin kuat, dan tidak ada benteng ketika ia ingin berdoa langsung kepada Tuhan yaitu Allah Subhanahu wa ta'ala.
"Sejak masuk Islam, semuanya jadi begitu mudah bagiku. Hubunganku dengan Tuhan pun jadi makin membaik. Imanku makin tebal. Demikianlah gambaran lengkap dari kisah mualafku," pungkasnya.
Allahu a'lam bisshawab.
Editor : Arbi Anugrah