Setelah dua minggu belajar dan mengajukan pertanyaan kepada temannya, akhirnya dia memutuskan untuk masuk Islam.
"Selama kurang lebih 10 tahun sampai sekarang dan saya bisa sedikit bahasa Arab dan dapat membaca bacaan sholat dalam bahasa Arab. Alhamdulillah," tambahnya.
Tanpa mengurangi rasa hormat pada agama yang pernah dianutnya dulu, Salim mengakui saat dia menemukan Islam dapat mengajukan pertanyaan dan mendapat jawaban yang masuk akal. Bahkan, hal yang ia cari tidak ditemukan saat membaca kitab lain.
"Saya menemukan terlalu banyak hal yang tidak benar dari satu buku ke buku lainnya, dan hal-hal yang hilang dari satu buku ke yang lain. Seharusnya tidak seperti itu. Seperti Alquran itu sama dari hari pertama kali ditulis," bebernya.
Salim menceritakan saat menjadi mualaf, dirinya sempat takut bercerita kepada kedua orangtuanya. Dia pun mengajak ayahnya ke Mall Pylon untuk memberi tahu hal telah dilakukan.
"Saya mengatakan kepadanya bahwa saya menjadi Muslim adalah hal yang cukup benar. Jadi ketika saya mengatakan itu, dia hanya tertawa dan membuatku hampir menangis karena saya terkejut mungkin dia akan sangat kasar kepadaku," jelasnya.
"Tetapi dia hanya tertawa dan dia berkata kepadaku: 'Saya senang setidaknya dari lima anakku masih ada yang religius dan percaya Tuhan.' Dan saya seperti: 'Oh apakah ayah tahu siapa Allah?' Lalu dia berkata, 'Ya Allah berarti satu Tuhan.' Saya hanya kaget. Jadi dia baru saja menerimaku sejak saat itu dan seterusnya," beber Salim.
Namun sayangnya, sang ibu membutuhkan waktu yang sedikit lebih lama untuk bisa menerimanya. Akhirnya ibunya bisa menerimanya dengan sangat baik.
Saat ini Salim sudah menikah dengan seorang Muslimah Malaysia yang penuh dengan kasih sayang. Dari pernikahan itu, mereka dikaruniai satu putra bernama Elias yang berusia 6 tahun.
Bahkan, sejak masuk Islam, Salim sudah menghindari hal-hal buruk yang pernah dilakukan. Mulai dari berjudi, mabuk-mabukan, hingga menggunakan obat-obatan terlarang.
Allahu a'lam bisshawab.
Editor : Arbi Anugrah