BAGAIMANA keadaaan seorang Mukmin di alam kubur setelah ruh dicabut malaikat? Kematian adalah hal yang pasti dialami semua mahluk hidup dan sudah ditetapkan Allah Ta'ala. Sementara ruh yang dicabut oleh malaikat Izrail atas perintah Allah Ta'ala akan mengalami dua keadaan, apakah sengsara atau tidak.
Manusia mukmin senantiasa taat kepada perintah Allah Ta'ala dan menghidupkan sunah-sunah Rasulullah.
Sementara, kafir adalah kaum pembangkang, mereka tidak percaya keberadaan Allah beserta apa yang diturunkan oleh-Nya.
Maka Allah membedakan keadaan keduanya di saat malaikat Izrail menjemput mereka
Dalam buku “Detik-Detik Menjelang Hisab” karya Junaidi Ahmad, Imam Ahmad meriwayatkan hadits dari al-Bara' bin Azib, ia mengisahkan, "Ketika kami bersama Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam melewati seorang sahabat dari kalangan Anshar dan mengantar sampai ke kuburannya.
Ketika kuburan itu mulai digali, Rasulullah duduk dan kami duduk mengelilinginya. Seolah-olah di atas kepala kami bertengger seekor burung yang sedang memukulkan tongkatnya ke tanah. Rasulullah mendongak sembari bersabda, "Berlindunglah kalian dari azab neraka."
Rasulullah mengulang sabdanya dua sampai tiga kali. "Jika hubungan mukmin terputus dengan dunia dan ia mulai menyambut kehidupan akhirat, dari langit turunlah malaikat berwajah putih, seumpama matahari. Mereka membawa kafan dan parfum dari surga. Mereka duduk mengitarinya sejauh pandangan mata. Lalu, malaikat maut datang dan duduk tepat di atas kepalanya sembari berkata,
"Keluarlah wahai jiwa yang baik, sambutlah ampunan dan kerelaan Tuhan." Rasulullah kemudian melanjutkan, "Jiwa itu mengalir seperti air yang menetes dari kantong air, dan malaikat maut meraihnya. Ketika malaikat mengambil jiwa itu, ia tidak menggenggamnya dengan tangan, melainkan dengan cepat memasukkannya ke kafan dan segera menyemprotkan parfum di atasnya.
Lalu, keluarlah wangi kasturi yang menyebar ke seluruh bumi." "Dengan membawa serta jiwa mukmin tadi, malaikat naik ke langit. Setiap bertemu malaikat lain selalu ada yang bertanya, "Siapakah jiwa yang bagus ini?" Mereka menjawab, "Fulan bin Fulan, dengan namanya yang tercatat di dunia sebagaimana banyak orang mengenalnya sebagai sosok yang baik."
Tanya jawab seperti itu terus ada sampai akhir langit dunia. Mereka pun membukakan pintu baginya dan mengantarkannya ke setiap langit yang menjadi jalan pintas ke langit selanjutnya sampai langit akhir, yaitu langit ke tujuh.
Allah berfirman, "Tulislah catatan hambaKu ini di illiyyin (kitab pencatat segala perbuatan orang - orang berbakti), kembalikanlah ia ke bumi. Aku menciptakan mereka dari tanah dan di tanah pula Aku akan mengembalikan mereka, lalu Aku mengeluarkan mereka dari tanah (lagi)."
Lalu, ruh itu kembali ke jasadnya. Datanglah dua malaikat yang duduk di sampingnya sembari bertanya,
"Siapa Tuhanmu?"
"Allah."
"Apa agamamu?"
"Islam."
"Siapakah yang diutus untuk kalian?."
"Rasulullah."
"Apa ilmumu?"
"Aku membaca Alquran, aku beriman, dan membenarkannya," kata ruh.
Sebuah suara mengiyakan kebenarannya, "Masukkanlah ia ke surga, kenakan pakaian surga, dan bukakanlah pintu surga untuknya." Malaikat mendatanginya, memberi wewangian, dan dalam sekejap dilapangkan kuburnya.
"Datanglah seseorang berwajah tampan, berpakaian bagus dan wangi. Ia mengatakan, "Sampaikan berita baik kepada orang di sampingmu. Inilah hari yang kamu tunggu - tunggu."
"Kau siapa? Wajahmu mendatangkan kebaikan," tanya ruh. "Aku amal kebajikanmu." Mendengar itu, ruh memohon, "Tuhan, segerakan kiamat, segerakan kiamat agar aku kembali kepada keluarga dan hartaku."
Begitulah keadaan jiwa mukmin yang di kisahkan oleh Rasulullah dalam riwayat Imam Ahmad.
Jiwa mukmin adalah yang terbaik, maka sebaik - baiknya manusia yaitu yang pandai mempersiapkan bekal kematian. Semoga Allah menyelamatkan kita dari azab-Nya yang besar. Aamiinn.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta