PONOROGO, iNewsPurwokerto.id - Desa mati di Indonesia dibiarkan terbengkalai begitu saja, sehingga terkesan sepi, sunyi dan mengerikan. Padahal desa mati ini dulunya merupakan wilayah yang memiliki kehidupan dan ramai akan warganya.
Para penghuninya terpaksa pergi karena dilanda kejadian luar biasa sehingga desa-desa tersebut kini justru dibiarkan tak berpenghuni hingga dijuluki Desa Mati.
Desa Mati di Indonesia
Desa mati di Indonesia ini terkesan horor dan angker untuk dikunjungi, terlebih ketika malam hari. Berikut deretan desa mati di Indonesia :
1. Kampung Mati Vietnam, Jakarta Timur
Tempat ini menjadi saksi bisu dari perjalanan hidup para pengungsi Vietnam di Indonesia. Menurut cerita warga, pada 1977 datang para pengungsi Vietnam ke lokasi tersebut. Namun, para pengungsi itu tidak lama menempati lokasi. Mereka meninggalkan lokasi pada 1981.
Kemudian, pada 2002 tempat tersebut mengalami banjir yang mengakibatkan penghuninya mengungsi ke tempat lain.
Kampung seluas 2,3 hektare ini menjadi tidak terurus dan terkesan menyeramkan serta dibiarkan terbengkalai begitu saja. Beberapa orang mengaku pernah mengalami kejadian mistis, seperti mendengar suara, penampakan dan hal lain yang bikin bulu kuduk merinding.
2. Desa Sidamukti, Majalengka
Berlokasi di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Sejak 2006 desa ini sudah tidak berpenghuni karena saat itu terjadi bencana pergerakan tanah yang membuat kawasan rentan terkena longsor.
Kemudian di 2012, terjadi gempa bumi dahsyat yang semakin menghancurkan kondisi desa. Efeknya warga mencari tempat lebih aman untuk mengungsi dari bencana yang sering terjadi di desa itu.
Setelah kejadian tersebut, Desa Sidamukti dibiarkan terbengkalai dan tidak pernah didatangi lagi oleh para penghuninya. Sisa rumah kosong yang telah hancur dan ilalang yang tinggi menghiasi desa mati ini.
3. Desa Mati Plalangan
Berlokasi di Ponorogo, Jawa Timur. Desa seluas tiga hektare ini dulunya memiliki 30 kepala keluarga yang menempati desa tersebut dan banyak pengunjung yang datang ke sana untuk menimba ilmu agama.
Namun entah kenapa para penghuninya memutuskan untuk pindah ke lokasi lain. Sehingga sekarang desa ini tidak lagi terawat dengan banyaknya bangunan reyot dan kosong serta rumput yang berkeliaran menambah kesan seram dan mengerikan bagi para pengunjung yang datang.
Editor : Arbi Anugrah