Logo Network
Network

Delegasi EdWG G20 Belajar Gotong Royong dari Tradisi Masyarakat Bali

Arbi Anugrah
.
Senin, 05 September 2022 | 12:48 WIB
Delegasi EdWG G20 Belajar Gotong Royong dari Tradisi Masyarakat Bali
Kemendikbudristek memperkenalkan budaya masyarakat Bali kepada para delegasi Kelompok Kerja Education Working Group (EdWG) G20. Foto: Kemendikbudristek/ iNewsPurwokerto.id

BALI, iNewsPurwokerto.id - Kemendikbudristek memperkenalkan budaya masyarakat Bali kepada para delegasi Kelompok Kerja Education Working Group (EdWG) G20. Perkenalan budaya itu dilakukan melalui program kunjungan ke Samsara Living Museum yang berlokasi di desa Jungutan, Kabupaten Karangasem, pada hari Jumat (02/09) lalu.

Chair of G20 EdWG, Iwan Syahril berharap program ekskursi sebagai rangkaian kegiatan EdWG dapat memperkuat nilai gotong royong yang didorong dalam Presidensi G20 Indonesia. 

“Dengan peranan yang berbeda-beda satu sama lain dalam sebuah komunitas, budaya masyarakat Bali yang dihadirkan di Samsara Living Museum merupakan sebuah contoh nyata lainnya dari nilai gotong royong di Indonesia. Harapannya, kunjungan ini dapat memperkuat nilai gotong royong Indonesia untuk terus menginspirasi dunia untuk menjalani hidup yang harmonis,” kata Iwan Syahril dalam keterangan yang diterima, Senin (5/9/2022).

Kata ‘Samsara’ yang berarti siklus lahir dan hidup kembali merupakan filosofi kehidupan di Samsara Living Museum. Tradisi dan ritual masyarakat Bali sejak lahir, dewasa, sampai meninggal dunia disampaikan melalui cerita dan dialami langsung melalui praktik oleh para delegasi. 

Siklus hidup masyarakat Bali direpresentasikan dalam rangkaian kuliner, visual, dan benda adat yang menggambarkan nilai-nilai upacara dan tradisi. Kearifan lokal Bali terpancar dari berbagai macam ritual di Samsara Living Museum yang mengusung filosofi Tri Hita Karana dan komunitas sekitar desa Jungutan terlibat secara aktif merawat dan mengelola Samsara Living Museum.

Sementara menurut Agung Gunawartha, Co-Founder Samsara Living Museum menjelaskan wawasan masyarakat mengenai alam sekitar menjadi bekal untuk dapat bersama-sama berdikari merawat alam dan tradisi masyarakat Bali hingga diperkenalkan ke para delegasi negara-negara G20.  

“Angka tiga merupakan salah satu simbol dari filosofi masyarakat Bali. Kami percaya bahwa filosofi Tri Hita Karana merepresentasikan tiga bagian dari hidup, mulai dari bagaimana kami memelihara hubungan dengan Tuhan, manusia, dan alam,” ungkapnya. 

Pada akhir kunjungan, delegasi negara G20 berpartisipasi dalam tradisi Genjek bersama komunitas museum. Kata ‘genjek’ berasal dari kata ‘genjak’ yang berarti ‘bersenda gurau’. Seni yang mengedepankan keharmonisan dan kekompakan vokal ini mengekspresikan kegembiraan dan keakraban dalam pergaulan di masyarakat. 

 

Editor : Aryo Arbi

Follow Berita iNews Purwokerto di Google News

Bagikan Artikel Ini