Tak hanya Rezki, Aremania lainnya Septia mengatakan ketika ada semprotan gas air mata membuat para penonton panik.
"Saat semprotan gas air mata pertama kita itu panik. Mencoba mencari jalan keluar, karena kondisi gelap dan mata perih," kata Septia, perempuan berumur 18 tahun tersebut.
Ketiadaan pertolongan medis pertama membuat kepanikan disebutnya membuat napasnya sesak ketika dievakuasi. "Tadi banyak yang nolong, saya lemas mata perih. Sesak napas, terus kan keluar tadi rebutan,”ujarnya.
Beruntung dia bisa diselamatkan dan tak perlu mendapat bantuan di rumah sakit. Setelah beristirahat beberapa saat perempuan asal Pasuruan ini bisa pulang.
Sementara Manajemen Arema FC menyampaikan duka cita mendalam atas jatuhnya korban pada kerusuhan melawan Persebaya Surabaya. Manajemen Arema FC menyampaikan duka cita mendalam atas kejadian yang membuat sejumlah orang dikabarkan meninggal dunia
"Arema FC menyampaikan duka mendalam atas musibah di Kanjuruhan. Manajemen Arema FC turut bertanggung jawab untuk penanganan korban baik yang telah meninggal dunia dan yang luka-luka," ungkap Ketua Panpel Arema FC Abdul Haris, pada Minggu dini hari (2/10/2022) melalui keterangan tertulisnya.
Sebagai tindak lanjut, Manajemen Arema FC juga akan membentuk Crisis Center atau Posko Informasi korban untuk menerima laporan dan penanganan korban yang dirawat di rumah sakit.
"Manajemen juga akan membentuk crisis center atau posko informasi yang menghimpun dan menerima laporan untuk penanganan korban yang dirawat di rumah sakit,”jelasnya.
Artikel ini telah tayang dengan judul Aremania Beberkan Kronologi Lengkap Bentrokan yang Tewaskan 127 Orang di Kanjuruhan
Editor : EldeJoyosemito