DOHA, iNewsPurwokerto.id – Mengapa tambahan waktu atau injury time relatif lebih panjang pada empat laga Piala Dunia 2022 yang sudah berlangsung?
Tercatat tiga dari empat pertandingan itu memiliki tambahan waktu lebih dari 10 menit.
Di antaranya laga Inggris vs Iran (90+14’), Senegal vs Belanda (90+11’), dan Amerika Serikat vs Wales (90+11’).
LIHAT JUGA: Hasil Piala Dunia 2022: Inggris dan Belanda Menang, Wales Ditahan AS
Namun itu semua ternyata memiliki alasan tersendiri bagi mantan wasit legendaris sekaligus anggota Dewan Asosiasi Sepak Bola Internasional (IFAB), Pierluigi Collina.
Pada April 2022, Collina mengatakan tambahan waktu yang panjang adalah bentuk dari efektivitas durasi permainan dalam sebuah pertandingan.
"Sebagai penonton, saya membayar tiket, secara fisik di stadion, atau di rumah melalui TV, untuk menonton sepak bola selama 90 menit, tetapi saya hanya melihat 44, 45, 46 pertandingan," kata Collina pada April lalu, dilansir dari Liverpool Echo, Selasa (22/11/2022).
LIHAT JUGA: Startup Edutech Ruangguru Ambil Keputusan PHK Ratusan Karyawan, Segini Hak yang Akan Diberikan
“Separuh harga tiket saya masuk ke waktu yang tidak dimainkan. Sebagian besar waktu yang terbuang datang dengan lemparan ke dalam atau tendangan gawang,” sambungnya.
“Hal-hal ini berfungsi untuk permainan, tetapi delapan hingga sembilan menit untuk lemparan ke dalam, delapan hingga sembilan menit untuk tendangan gawang? Jika kita akan sedikit lebih tepat, kita harus mempersiapkan diri untuk waktu tambahan sembilan menit. Hari ini, sembilan menit sangat menarik, tetapi berikan kesempatan kepada mereka yang ingin melihat tontonan untuk melihat sedikit lagi,” jelas mantan wasit asal Italia itu.
Dan ternyata, apa yang dikatakan oleh Collina sesuai dengan pertimbangan durasi permainan oleh wasit di Piala Dunia 2022. Pria berusia 62 tahun itu pun mengatakan bahwa wasit akan menerapkan efektivitas waktu seakurat mungkin, seperti pada Piala Dunia 2018.
“Apa yang sudah kami lakukan di Rusia (Piala Dunia 2018) adalah menghitung waktu kompensasi dengan lebih akurat,” ujar Collina pekan lalu.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta