Profesor van der Merwe menjelaskan, “Pasien menerima penis sebagai miliknya. Dia mengatakan kepada saya dengan tegas bahwa fakta itu milik orang lain benar-benar keluar dari pikirannya dan dia pindah dengan ini sebagai penisnya sendiri. Itu benar-benar seperti yang kami inginkan.”
“Tujuan kami adalah dia akan berfungsi penuh dalam dua tahun. Dia tentu saja sangat bersemangat.”
Setahun kemudian, diumumkan bahwa pacar pasien itu sedang hamil empat bulan.
Profesor dan der Merwe memang berharap hal itu terjadi, karena cedera pada pasien terjadi pada penisnya, bukan pada testisnya.
“Inilah yang kami niatkan, agar dia bisa berdiri dan bisa buang air kecil dan bersetubuh, maka itu adalah tonggak baginya,” ungkap dia.
Setelah kesuksesan tim Afrika Selatan, pada 2017 mereka mentransplantasikan penis ke pria lain yang telah kehilangan penisnya. Lucunya, pasien penerima penis itu berkulit hitam dan pendonor yang mati berkulit putih.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta