Meski sempat diremehkan orang, tapi Yessi menganggap itu semua sebagai semangat untuk terus mengembangkan usaha peyeknya. Kini dia telah memiliki tempat produksi sendiri, dan tidak lagi di dapur rumahnya. Bahkan, peyek buatannya telah memiliki sertifikasi BPOM dan halal.
"Sertifikasi BPOM untuk menjangkau masyarakat luas ke luar kota bahkan ke luar negeri. Tujuannya ekspor," ujarnya.
Produksi peyek yang dilakukan Yessi juga sudah setiap hari. Bahkan, ia bisa menjual ratusan hingga ribuan pesanan setiap harinya, dengan omzet mencapai ratusan juta rupiah.
"Kalau event seperti Lebaran, Natal, Impek naik tiga kali lipat, sehari bisa puluhan juta," ucapnya.
Menurut Yessi, peyek buatannya menggunakan bahan dengan kualitas terbaik, mulai dari tepung hingga topping. Bahkan, minyak yang digunakan untuk menggoreng juga tidak boleh ganti-ganti, ia selalu mengganti dengan minyak goreng baru setelah beberapa kali penggorengan. Ini dilakukan lantaran usahanya telah bersertifikasi BPOM, sehingga standard operating procedure (SOP)-nya sangat ketat.
Saat ini, sudah ada enam varian peyek yang dijual, mulai dari kacang tanah, kedelai hitam, kacang hijau, teri Medan, teri cabai rawit, dan rebon. Untuk harga peyek yang ia jual mulai kemasan kecil seharga Rp28.000 hingga toples besar Rp250.000.
Peyek Nyai kini banyak dijual di sejumlah marketplace, restoran, toko hingga bandara. Bahkan, Peyek Nyai kini tengah masuk proses ke supermarket ternama di Indonesia.
Editor : Arbi Anugrah