get app
inews
Aa Read Next : Elon Musk Hadiri G20 Bali Secara Virtual, Mendikbudristek Ajak Mahasiswa Indonesia Berdialog

Bangun Resiliensi Energi Lewat Etanol Nabati

Jum'at, 27 Januari 2023 | 13:15 WIB
header img
Ardi Pratama, Junior Analyst - SME Development and Financial Inclusion Unit, Kantor Bank Indonesia Purwokerto

Oleh: Ardi Pratama

DUNIA mulai bangkit dari Covid-19. Pandemi telah bergeser menjadi endemi. Insan manusia yang hampir tiga tahun ke belakang ini terkunci di balik pintu-pintu rumahnya kembali mengikat tali sepatunya dan berjalan menuju tempat kerjanya. 

Layaknya petualang yang perlahan mendaki lereng-lereng gunung, grafik-grafik indikator ekonomi dalam negeri pun kembali naik dan menjadi sinyal akan aktivitas ekonomi bangsa yang mulai kembali seperti sedia kala. 

Demikianlah gambaran Indonesia saat ini yang mulai menikmati buah pertumbuhan ekonomi yang kembali bangkit. Berbicara tentang pertumbuhan ekonomi, Indonesia sebagai raksasa dari asia tenggara bertengger di posisi 5 besar di antara negara-negara G20

Hal ini dikonfirmasi dari outlook ekonomi yang dirilis The Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) pada bulan November tahun lalu. 

Mengungguli rata-rata pertumbuhan ekonomi dunia yang diperkirakan berada pada level 3,1%, Indonesia duduk di urutan ke-4 setelah Arab Saudi, India, dan Turki dengan estimasi pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3% yoy pada 2022. 

Kita tentu bahagia dan patut berbangga mendengar informasi ini. Apalagi presidensi kita dalam G20 tahun lalu bisa dibilang sukses dan menciptakan standar baru perhelatan pertemuan pemimpin negara-negara besar di tengah pandemi yang saat itu masih berlangsung. 

Lantas, apakah kebahagiaan ini akan bertahan lama? Apakah kebahagiaan ini dinikmati secara menyeluruh oleh seluruh aspek kehidupan?
Dilansir dari rilis Kompas.id pada 26 Maret 2022 pada artikel Momentum Perbaikan Kualitas Udara Pascapandemi Covid-19, kualitas udara sejumlah kota besar di Indonesia yang diukur dari kadar Nitrogen Dioksida (NO2) menunjukkan tren peningkatan, contohnya Jakarta. 

Pada tahun 2020, kadar NO2 di Jakarta tercatat sebesar 0,195 parts per million (ppm). 

Namun, pada tahun 2021 ketika mulai terdapat sejumlah pelonggaran aturan mobilitas, kadar NO2 di Jakarta tercatat sebesar 0,300 ppm atau naik sebesar 54% year-on-year (yoy). 

Lalu bagaimana dengan 2022? Meski belum ada rilis resmi tentang kualitas udara tahun 2022, kita sudah dapat membayangkan bahwa kualitas udara di kota-kota besar Indonesia memiliki kecenderungan menjadi lebih buruk dibandingkan tahun 2021.

Editor : Elde Joyosemito

Follow Berita iNews Purwokerto di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut