get app
inews
Aa Text
Read Next : Polresta Banyumas Bongkar Judi Online

Begini Dampak Phubbing bagi Pelajar, Salah Satunya tak Konsentrasi Belajar

Rabu, 24 Mei 2023 | 08:35 WIB
header img
Dr Adhi Iman Sulaiman, S.IP, M.Si (kanan), salah satu instruktur workshop literasi media digital yang diselenggarakan di FISIP Unsoed. (Foto: Istimewa)

PURWOKERTO, iNewsPurwokerto.id-Pelajar bisa terjebak dengan phubbing. Apa itu? Phubbing adalah ketergantungan terhadap media digital terutama game online

Ternyata rata-rata pelajar SMA/SMK di Purwokerto menggunakan internet 6-10 jam per hari. Bahkan semakin banyak yang sampai lupa waktu. Tetapi, kalau untuk belajar, mereka lebih suka  tatap muka dengan guru dari pada pembelajaran online atau campuran antara tatap muka dan online.

Phubbing yang merupakan situasi di mana seseorang sudah ketergantungan terhadap media digital terutama game online. Sehingga dapat mengangganggu konsentrasi dalam belajar, kurang interaksi secara langsung, tidak mau berbaur dan beraktivitas seperti olah raga. Selain itu juga tidak mau berorganisasi di dunia nyata. Itu karena mereka cenderung asyik menyendiri di dunia virtual dengan HP-nya. 

Demikian antara lain yang mengemuka dari hasil penelitian yang dilakukan Tim Riset Dasar Unsoed (RDU).  "Ada 140 responden yang mengisi angket dalam peneltian ini, termasuk 30 pelajar dari berbagai SMA/SMK baik negeri maupun swasta di Purwokerto," ujar Ketua Tim RDU Dr Shinta Prastyanti, MA di Purwokerto, Selasa (23/5/2023).

Para pelajar itu, berasal dari  SMA Negeri 1 Purwokerto, SMA Negeri 2 Purwokerto, SMA Negeri 5 Purwokerto, SMK Negeri 1 Purwokerto, SMK Negeri 2 Purwokerto, SMA Diponegoro , dan SMA Bruderan Purwokerto. Ikut mendampingi para pelajar itu, perwakilan mahasiswa Ilmu Komunikasi Unsoed angkatan 2021-2022.

Dalam penelitian yang dikemas dalam  workshop literasi media digital  itu, mengusung tema strategi pendidikan dan pelayanan siswa berbasis inovasi digital di masa pandemi Covid-19 dan new normal. 

Kegiatan workshop berlangsung di  Smart Classroom FISIP Unsoed , Sabtu (6/5/2023) lalu, menghadirkan instruktur dua orang dosen Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Unsoed, Dr Adhi Iman Sulaiman, S.IP, M.Si dan Tri Nugroho Adi, S.Sos, M.Si.

Dijadwalkan, kegiatan wokshop literasi media digital ini akan dilanjutkan kembali dengan mengundang siswa lainya, supaya bisa membentuk agen literasi digital yang sehat, kreatif, dan produktif  di kalangan generasi Z. 

Menurut Shinta Prastyanti, siswa lebih memilih pembelajaran tatap muka penuh dengan guru pada situasi normal atau tidak Pandemi Covid-19. Dalam hal ini,  sebanyak 74,5% memilih tatap muka, dan yang menghendaki campuran antara tatap muka dan online sebanyak 25,5%. 

“Saya lebih senang pembelajaran tatap muka langsung, karena materi mudah dipahami dan lebih termotivasi.  Pasalnya, yang saya pelajari lebih banyak mata pelajaran yang harus praktik dan aplikasi  digital,” ujar Fahreza Adi Prabowo dari SMKN 2 Purwokerto.

Pernyataan serupa juga diungkapkan  Kenyar Pradifta Kinasih dari SMAN 2 Purwokerto dan sejumlah siswa lainnya. "Belajar  dengan bertemu guru langsung, lebih mudah dipahami. Jika tidak tahu, kami bisa langsung bertanya dan dijelaskan," ujar Kenyar yang dibenarkan beberapa rekannya.

Shinta Prastyanti yang juga dosen Jurusan Ilmu Komunikasi Unsoed selanjutnya mengatakan, dari penelitian ini terungkap pula,   bahwa  lama siswa menggunakan media internet umumnya 69,8% selama 6-10 jam perhari,  dan 11,5% lebih dari 15 jam perhari dengan platform yang sering digunakan dengan jawaban boleh lebih dari satu. Yaitu WhatsApp 93%, Instagram 86%, TikTok 79,1%, Youtube 76,7%, Google 67,4%, Game Online 44,2% dan FaceBook 11,6%.

"Lebih dari itu, terkait  dampak negatif penggunaan media digital, siswa menyatakan 93% lupa waktu, ketergantungan 69,8% dan mengganggu belajar 62,8 persen," jelas Shinta Prastyanti.

Sementara itu salah satu instruktur dalam workshop ini, Dr. Adhi Iman Sulaiman, S.IP., M.Si meningatkan,  penggunaan media digital di kalangan remaja jika tidak di kelola, dikontrol dan disalurkan dengan baik akan mengakibatkan “Phubbing”.Untuk itu para siswa diminta mewasdai hal ini.

Phubbing  yaitu ketergantungan terhadap media digital terutama game online yang akan mengangganggu konsentrasi dalam belajar, kurang interaksi secara langsung, tidak mau berbaur dan beraktivitas seperti olah raga dan berorganisasi sebagai dunia nyata. Itu karena, mereka  cenderung asyik sendiri (menyendiri) di dunia maya (virtual) dengan handphone-nya. 

“Bahayanya lebih jauh akan mengakibatkan “Conduct Disorder” yaitu tidak lagi mampu mengontrol dirinya untuk mewujudkan keinginannya, sehingga dapat melanggar etika, norma dan bahkan hukum seperti mulai berbohong, mencuri, melakukan kekerasan dan bahkan bisa berbuat kejahatan,” ujar Adhi Iman yang juga dosen Magister Ilmu Komunikasi Unsoed ini. 

Oleh karena itu, lanjut Adhi Iman, membatasi situs tertentu dan waktu penggunaan media digital yang sehat perlu terus menerus  disosialisasikan. Yakni  melakukan literasi digital sehat, kreatif dan produktif di kalangan remaja dan orang tua  termasuk di sekolah. 

Senada dengan Adhi Iman, Tri Nugroho Adi, S.Sos., M.Si yang juga  dosen Jurusan Ilmu Komunikasi Unsoed serta staf Pusat Pengembangan Pembelajaran di Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Unsoed mengemukakan, siswa-siswa SMA/SMK yang masuk kategori generasi Z, sangat cepat dalam mengadopsi teknologi digital dan menyukai tantangan. 

Pasalnya, mereka  memiliki minat yang tinggi dan kemampuan yang cepat menerima perubahan. "Untuk itu, mereka perlu diarahkan, dikelola dan dikembangkan secara positif, kreatif dan produktif,”tandasnya.

Editor : EldeJoyosemito

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut