"Masyarakat akan menampilkan lengger dan kentongan. Selain itu kami mengangkat seni begalan yang merupakan kesenian tradisional yang hampir punah. dan hasil dari workshop rehwondo," kata Rianto.
Rianto menjelaskan, KAF tahun ini seolah lahir kembali dalam kemasan dan nuansa baru. Sebab, partisipasi masyarakat menjadi inti dari pagelaran akbar ini.
"Tahun ini ada lima gunungan sebagai simbol dari Pancasila atau sedulur papat kalima pancer. Hasil bumi yang ada di masyarakat akan didoakan sebagai berkah atau rasa syukur masyarakat kepada jagatnya," ujarnya.
Kepala Desa Kaliori, Dino Sudjanto mengungkapkan, masyarakat memberikan dukungan penuh pada event tahun ini. Mereka terlibat pada workshop seni serta persiapan acara.
"Sebagian besar talent lokal ini justru berasal dari masyarakat setempat. Nanti juga ada pawai kostum kera kreatif, yang melibatkan seluruh RT dan RW memperbutkan Sadewo Rehwondo Cup," katanya.
Selain itu, seniman dari Kaliori juga menampilkan sejumlah kesenian yang sudah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda tampil dalam acara ini seperti Begalan dan Lengger Lanang sendiri.
Asisten Penyela Perkasan BI Purwokerto, Tri Santoso mengatakan, pada kesempatan tersebut pihaknya akan mengkampanyekan Cinta, Bangga dan Paham uang Rupiah melalui pendekatan kearifan lokal.
"KAF ini menarik, dan kami masuk dalam kegiatan ini terkait sosialisasi cinta Rupiah. Kami akan membawa kampanye untuk mengenal keaslian uang, menjaga uang dan cinta, bangga dan paham uang Rupiah dengan mengundang seniman dari Pacitan dan Solo," katanya.
Ke depannya, pihaknya bersama KAF ini akan membuat pertunjukkan pemecahan rekor Museum Rekor Indonesia (Muri).
Editor : Arbi Anugrah