get app
inews
Aa Text
Read Next : Pendidikan dan Kemerdekaan dalam Perspektif Islam

Bukan Lagu Viral Tiktok, Inilah Musik Yang Perlu Diperdengarkan Untuk Perkembangan Kognitif Anak

Rabu, 27 September 2023 | 10:10 WIB
header img
Yusriyyah Adibah (Mahasiswa Universitas Negeri Semarang (kiri), Dr. Eka Titi Andaryani, S.Pd., M.Pd. Dosen Universitas Negeri Semarang (kanan)

Alunan musik klasik terdengar sangat menenangkan dan melatih fokus anak. Orang tua dapat memperdengarkan musik klasik sebelum dan pada saat anak belajar. Di pagi hari, mulailah membiasakan anak agar akrab dengan musik klasik yang bertempo cepat karena hal itu bisa meningkatkan motivasi serta semangat anak untuk memulai hari. Orang tua bisa memilih lagu dari Mozart. Irama, melodi, dan frekuensi tinggi seperti musik karya Mozart merangsang wilayah-wilayah kreatif di otak. Tomatis menegaskan dalam Pourquoi Mozart? (Why Mozart?), Mozart memiliki efek, suatu pengaruh, yang tidak dimiliki komponis-komponis lain. Mozart mempunyai kekuatan yang membebaskan, mengobati, dan bahkan kekuatan menyembuhkan. 

Mengapa harus musik klasik? Telinga normal dapat menangkap bunyi-bunyian yang berkisar antara 16 hingga 20.000 hertz. Pada piano, frekuensi kunci paling rendah adalah 27,5 hertz dan ffrekuensi kunci paling tinggi adalah 4186 hertz. Bunyi- bunyian dengan frekuensi tinggi (3000 hingga 8000 hertz atau lebih) lazimnya bergetar di otak dan mempengaruhi fungsi-fungsi kognitif, seperti berpikir, persepsi spasial, dan ingatan. 

Bunyi-bunyian frekuensi sedang (750 hingga 3000 hertz) cenderung merangsang jantung, paru-paru, dan emosi. Bunyi-bunyian rendah (125 hingga 750 hertz) mempengaruhi gerakan fisik. Sebaliknya, bunyi dengan ritme yang cepat dan bernada rendah akan membuat sulit berkonsentrasi atau bersikap tenang.

Musik rock yang keras terekam kurang lebih 115 desibel. Konser-konser rock memiliki bunyi derau yang mengganggu. Itulah mengapa musisi rock mengenakan penutup telinga ketika mereka naik panggung. Para vokalis juga menghadapi bahaya yang berasal dari suara mereka sendiri yang lazimnya 110, 120, dan bahkan 10 desibel.. Berbeda dengan biola stradivarius misalnya, memiliki warna nada yang jernih, hangat, dan penuh jiwa. Maka, pemilihan jenis musik untuk dikonsumsi anak bisa mempengaruhi hasil belajarnya.

Anak-anak dapat menciptakan ekspresi musikal dari emosi dan representasi musikal dari konsep tulisan dan abstrak. Musik dapat mengomunikasikan ide dan emosi anak yang kompleks. Oleh karena itu, perlu musik yang mendidik bagi anak baik dari segi melodi dan juga lirik. 

Dijelaskan oleh Philip Sherppard dalam bukunya yang berjudul Music Makes Your Child Smarter How Music Helps Every Child’s Development, 2007 anak memilih lagu karena lagu itu menarik, bukan karena keinginan untuk mendapatkan kemampuan teknis darinya. Kekuatan vokal, kemampuan, dan teknik anak berasal dari proses bernyanyi hanya untuk bersenang-senang. Anak-anak secara alami memperlihatkan tingkat perbedaan musikal yang kontras dan dapat menjadi sangat pemilih mengenai apa yang mereka sukai dan tidak sukai. 

Hal ini menjadi bagian penting dalam mengembangkan identitas mereka sendiri. Jadi, orang tua perlu menjadi pintu gerbang akan musik apa saja yang diterima oleh anak. Di era digital kali ini, tentu saja penggunaan media sosial di kalangan anak harus menjadi perhatian.

 

Penulis:

1. Yusriyyah Adibah (Mahasiswa Universitas Negeri Semarang, jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi)

2. Dr. Eka Titi Andaryani, S.Pd., M.Pd. (Dosen Universitas Negeri Semarang)

 

Editor : Arbi Anugrah

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut