PURBALINGGA, iNewsPurwokerto.id - Genjring yang dikenal dengan sebutan "Genjring Alikaya" merupakan salah satu kesenian yang ada di Desa Tlahab Kidul, Kecamatan Karangreja, Kabupaten Purbalingga. Genjring ini berupa tarian-tarian yang diiringi dengan musik tradisional berupa bedug maupun rebana. Tariannya pun dilakukan secara massal, baik laki-laki maupun perempuan.
Genjring ini dinamakan Genjring Alikaya karena setiap intronya berbunyi "Alikayaa Jaliyaaa, Jaaaliya Jaliya Korobi" dan diselingi dengan syair-syair Islami kuno. Genjring ini dikenal disekitar Desa Tlahab Kidul sebagai salah satu pertunjukan seni Islami, melalui kesenian ini disampaikan dakwah dengan bentuk tarian dan musik tradisional.
Biasanya Genjring Alikaya ditampilkan pada saat acara besar desa, seperti pawai obor, pawai hari santri, pawai hari kemerdekaan, serta acara lainnya. Dari total empat dusun yang ada di Desa Tlahab Kidul terdapat dua dusun yang memiliki grup Genjring Alikaya.
Genjring ini sangat terkenal dikalangan masyarakat Desa Tlahab Kidul, bahkan anak-anak tertarik untuk ikut menari dan menyanyi syair-syair tersebut.
Warna khas yang dipakai pada kostum Genjring Alikaya adalah warna merah dan putih. Yang melambangkan keberanian dan kesucian.
"Kita mengusung warna merah dan putih sebagai lambang keberanian dan kesucian, yang mana dalam menyampaikan dakwah kita harus berani, untuk warna putih sendiri melambangkan kesucian agama Islam," ungkap salah satu anggota Grup Genjring Alikaya Dusun Siletreng, Darsono, Sabtu, (14/10) malam.
Berani yang dimaksud dalam warna merah dan putih merupakan bentuk keberanian menyampaikan kebenaran, dengan mengajak masyarakat bernyanyi dan menari menggunakan syair-syair Islami. Di mana dalam setiap syair tersebut mengandung makna dakwah untuk mengajak masyarakat berlaku sesuai dengan perintah Allah dan meninggalkan larangan Allah.
Penampilan Genjring Alikaya selain sebagai sarana hiburan juga diharapkan mampu menjadi sarana dakwah bagi masyarakat sekitar.
Editor : Arbi Anugrah