Muhammad al-Muqoddam dalam kitabnya berjudul 'Limaadza Nusholli', memberikan catatan atas ayat tersebut, bahwa yang dimaksud 'Qur'an al-Fajri' dalam ayat di atas adalah ayat Alquran yang dibaca pada waktu sholat Subuh.
Firman Allah SWT:
وَنُنَزِّلُ مِنَ الۡـقُرۡاٰنِ مَا هُوَ شِفَآءٌ وَّرَحۡمَةٌ لِّـلۡمُؤۡمِنِيۡنَۙ وَلَا يَزِيۡدُ الظّٰلِمِيۡنَ اِلَّا خَسَارًا
Wa nunazzilu minal quraani maa huwa shifaaa'unw wa rahmatul lilmu;miniina wa laa yaziiduz zaalimiina illaa khasaaraa
Artinya: Dan Kami turunkan dari Al-Qur'an (sesuatu) yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang yang beriman, sedangkan bagi orang yang zhalim (Al-Qur'an itu) hanya akan menambah kerugian. (QS. Al Isra: 82)
Kemudian dalam Surat Ar-Radu, Allah SWT berfirman, "Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan (membaca) petunjuk Allah (Alquran). Ingatlah, hanya dengan (membaca) petunjuk Allah (Alquran) hati menjadi tenteram."
Allah SWR berfirman:
كِتٰبٌ اَنۡزَلۡنٰهُ اِلَيۡكَ مُبٰرَكٌ لِّيَدَّبَّرُوۡۤا اٰيٰتِهٖ وَلِيَتَذَكَّرَ اُولُوا الۡاَلۡبَابِ
Kitaabun anzalnaahu ilaika mubaarakul liyaddabbaruuo Aayaatihii wa liyatazakkara ulul albaab
Kitab (Al-Qur'an) yang Kami turunkan kepadamu penuh berkah agar mereka menghayati ayat-ayatnya dan agar orang-orang yang berakal sehat mendapat pelajaran. (QS: Surah Shad Ayat 29)
Membaca Al-Quran adalah sebuah kebaikan sebagai firman Allah, bahkan tanpa memahami artinya. Namun, bagaimana jika bisa menghafal dan memahami isinya? Pahalanya tentu akan berlipat ganda.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta