Dalam keadaan lelah dan membawa tas carrier (tas peralatan naik gunung) yang lumayan berat, Dian berjalan menuju sebuah tempat yang disebut Tanjakan Setan, karena bentuknya yang sangat terjal. Dalam perjalanan, ia mengaku merasa diikuti dan diperdengarkan suara-suara aneh.
“Waktu itu masih siang, jalan ke Tanjakan Setan, gue ngerasa kok di belakang itu kayak diikutin mana ada suara bunyi-bunyi kresek pula. Tapi karena medannya terjal, di sini nyoba fokus banget lihat jalanan saja,” ungkap Dian.
Sampai akhirnya siang yang terang perlahan-lahan menjadi sore yang gelap. Kemudian Dian beserta rombongan akhirnya sampai di titik antara pos 5 dan basecamp. Di sini lah, Dian mengungkapkan ia diganggu oleh kuntilanak.
“Pas sampai di pos 5 ke basecamp, itu tempatnya bukan pohon-pohon rindang tapi semak-semak belukar dan penuh pohon bambu. Gue dengar jelas suara perempuan nangis, suaranya tuh tampak jauh dan kecil tapi gue dengar jelas. Awalnya mikir, ini gue yang halusinasi tapi gue tahu sebetulnya itu bukan suara orang,” imbuhnya.
Celakanya, teman-teman rombongan Dian memutuskan untuk beristirahat di lokasi tersebut. Walau sempat dilarang oleh Dian, sayangnya rombongan tetap memutuskan untuk beristirahat sejenak di situ.
Untungnya, tak lama kemudian Dian dan rombongan melanjutkan perjalanan dan bisa sampai di titik lokasi basecamp. Ketika sesampainya di basecamp, salah satu teman rombongan Dian baru mengaku bahwa sebetulnya ia juga mendengar suara tangis perempuan seperti yang Dian dengar.
Bahkan selain itu, sang teman tersebut mengungkapkan bahwa sebetulnya saat berjalan, Dian ditemani oleh dua mahluk gaib.
“Teman bilang, kalau dia juga dengar suara tangisan lirih perempuan itu. Selain itu, menurut teman yang bisa “melihat”, sebenarnya pas di puncak itu ada dua makhluk gaib di sisi gue. Satu bentuknya harimau, dia berjalan di sisi gue. Satu lagi katanya sih kayak jenglot gitu. Kata teman, gue ada sesuatu yang dipikirkan,” imbuh Dian.
Baca halaman selanjutnya...
Editor : Arbi Anugrah