Adopsi Teknologi
Di era teknologi digital saat ini, adopsi teknologi menjadi langkah yang tepat bagi pelaku industri logistik untuk mendukung dan mempermudah proses pengiriman barang ke konsumen. Menurut hasil riset dari Here, sekitar 46% perusahaan logistik Indonesia menggunakan perangkat lunak (IT) untuk pelacakan aset dan pemantauan pengiriman pada aset, pengiriman, dan kargo.
J&T Cargo salah satunya, perusahaan penyedia layanan logistik yang fokus pada volume besar turut menginvestasikan teknologi dalam mendukung operasional mereka dengan sistem manajemen pelacakan barang (Tracking). Selain sistem Tracking, adopsi teknologi pada proses operasional industri logistik juga diterapkan untuk Pemantauan Aset (barang) pada Warehouse atau Gateway yang saat ini berjumlah 98 titik lokasi dan 3200 outlet yang tersebar di seluruh Indonesia.
Adopsi teknologi sangat berdampak pada kepercayaan masyarakat dalam menggunakan jasa suatu logistik. Perusahaan logistik dapat meningkatkan efisiensi dalam Supply Chain Management, termasuk pengelolaan gudang, pengaturan perjalanan, dan pemantauan status pengiriman. Selain itu, penerapan sistem pada seluruh proses operational diharapkan dapat membantu mengurangi human-error, meningkatkan transparansi, dan mempercepat proses pengiriman yang saling terintegrasi.
Customer Service atau After Sales yang Terjamin
Dalam bisnis pengiriman barang, informasi produk dan jasa menjadi kebutuhan dasar konsumen. Customer Service menjembatani kebutuhan customer terhadap pengiriman atau shipmentnya, seperti informasi dan status terkait pengiriman barang, komplain, claim, dan sebagainya.
Kualitas pelayanan customer diharapkan dapat menciptakan pengalaman yang positif bagi pengalaman konsumen. Bahkan, beberapa perusahaan logistik di Indonesia mengkombinasi antara penggunaan IT untuk memenuhi kebutuhan informasi konsumen pada pengiriman barang selama 24 jam, seperti pemanfaatan platform social media dengan WhatsApp, serta auto responder notification.
Disamping itu, pelayanan pada after-sales juga harus diperhatikan. Setiap perusahaan pengiriman barang perlu memberikan upaya terbaik mereka agar barang kiriman sampai ke tujuan dengan kondisi yang baik.
Dalam hal ini, layanan Shipping Insurances atau Asuransi pada pengiriman Barang sangat penting. Hal ini dilakukan untuk menjamin potensi kerusakan dan kehilangan selama proses pengiriman barang. Penyediaan layanan Asuransi pada Barang juga turut menjadi faktor penting bagi konsumen untuk menilai aspek pelayanan, bahkan menentukan opsi pengiriman yang akan mereka gunakan.
Jika kita lihat, ada jaminan asuransi dari beberapa perusahaan pengiriman atau logistik seperti menggunakan pengemasan standard, pengemasan khusus, asuransi kehilangan pada barang-barang yang memiliki potensi risiko tinggi saat proses pengiriman.
Muhammad Said Abdullah, Network Management Manager J&T Cargo memberikan penjelasan bahwa terdapat tiga touch point utama dalam membangun aspek pelayanan pada proses pengiriman di industri logistik, mulai dari pre-shipment, shipment, serta post-shipment.
“Pelayanan dimulai ketika konsumen datang ke outlet, proses packing, dibantu saat shipment, handling pengiriman tepat waktu, dan terakhir adalah post shipment, yang meliputi penanganan after sales yang cepat tanggap dan terlibat langsung dilapangan, sehingga memudahkan konsumen,” jelas Said pada (18/1) lalu.
Dengan mengutamakan ketiga poin diatas, tentunya diharapkan dapat mendukung peningkatan aspek pelayanan. Aspek pelayanan tidak hanya sebagai fokus utama dalam industri logistik, bukan hanya menciptakan kepuasan pelanggan, namun membuka pintu menuju kerjasama yang kokoh antar berbagai pihak, inovasi yang berkelanjutan, dan keberhasilan jangka panjang di tengah dinamika globalisasi industri yang semakin kompleks yang dapat mempengaruhi industri logistik di Indonesia.
Editor : Arbi Anugrah