get app
inews
Aa Read Next : Waduh! Ternyata Ivermectin hingga Plasma Konvalesen Dilarang Sebagai Pengobatan Covid-19

Kurikulum Prototipe untuk Pemulihan Pembelajaran pada Masa Pandemi Covid-19

Rabu, 13 April 2022 | 19:10 WIB
header img
Kurikulum Prototipe untuk Pemulihan Pembelajaran pada Masa Pandemi Covid-19. Ilustrasi/Freepik

Oleh: Suci Wahyuningsih SPd, guru SD Negeri Kedunguter, Banyumas

PANDEMI Covid-19 mengubah kebiasan manusia, termasuk dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah. Pemerintah membuat kebijakan pembelajaran daring untuk mengurangi interaksi yang berpotensi menyebarkan virus.

Meski pembelajaran daring terkesan praktis, namun pada kenyataannya banyak dijumpai kendala di lapangan. Posisi berjauhan membuat pendidik tidak memiliki kontrol penuh atas pembelajaran yang dilakukan.

Berdasarkan riset yang dilakukan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), pandemi Covid-19 mengakibatkan kehilangan pembelajaran (learning loss) literasi dan numerasi yang signifikan.

Hasil riset Kemendikbudristek menunjukkan, sebelum pandemi kemajuan belajar selama satu tahun (kelas 1 SD) sebesar 129 poin untuk literasi dan 78 poin untuk numerasi. 

Namun setelah pandemi, kemajuan belajar selama kelas 1 berkurang secara signifikan. Untuk literasi, learning loss ini setara dengan 6 bulan belajar, sedangkan untuk numerasi, learning loss tersebut setara dengan 5 bulan belajar. 

Data tersebut merupakan hasil riset Kemendikbudristek yang diambil dari sampel 3.391 siswa SD dari 7 kabupaten/kota di 4 provinsi, pada bulan Januari 2020 dan April 2021.

Untuk itu, Kemendikbudristek menyusun Kurikulum Prototipe sebagai bagian dari kurikulum nasional untuk mendorong pemulihan pembelajaran di masa pandemi Covid-19.

Kurikulum baru ini akan diberlakukan secara terbatas dan bertahap melalui program sekolah penggerak. Selanjutnya, akan diterapkan pada setiap satuan pendidikan.

Pemulihan pembelajaran di masa pandemi Covid-19 penting dilakukan untuk mengurangi dampak learning loss pada peserta didik. 

Salah satu indikasi learning loss yang tampak adalah berkurangnya kemajuan belajar dari kelas 1 ke kelas 2 SD setelah satu tahun pandemi. 

Lantas seperti apa kurikulum protipe ini?

Secara umum kurikulum baru ini terdiri dari kegiatan intrakurikuler berupa pembelajaran tatap muka bersama guru dan kegiatan proyek.

Setiap sekolah juga diberikan keleluasaan untuk mengembangkan program kerja tambahan yang dapat mengembangkan kompetensi peserta didik.

Pada kurikulum baru ini berbasis capaian pembelajaran (CP) yang merupakan rangkaian pengetahuan, keterampilan, dan sikap untuk membangun kompetensi yang utuh.

Jika dilihat dari jumlah jam pelajaran, dalam kurikulum ini baru ini ditetapkan per tahun. Sehingga setiap sekolah memiliki kemudahan untuk mengatur pelaksanaan kegiatan pembelajarannya.

Sekolah juga diberikan keleluasaan untuk menerapakan model pembelajaran kolaboratif antarmata pelajaran.

Untuk mata pelajaran IPA dan IPS pada jenjang SD Kelas 4, 5 dan 6 juga ada perbedaan. Jika sebelumnya mata pelajaran itu berdiri sendiri, maka dalam kurikulum ini akan digabung menjadi Ilmu Pengetahuan Alam Sosial (IPAS).

Untuk menerapkan kurikulum baru ini, satuan pendidikan harus mempersiapkan beberapa hal, antara lain pendaftaran dan pendataan.

Sekolah harus bisa mengembangkan 8 Standar Nasional Pendidikan (NSP) untuk dapat meningkatkan kinerja siswa dengan pembelajaran berbasis proyek yang dapat disesuaikan dengan visi misi.

Selain itu, diperlukan kesiapan guru dalam proses pembelajaran yang lebih inovatif untuk pengembangan karakter siswa yang berpijak pada profil pelajar Pancasila.

Dalam profil pelajar Pancasila ini setidaknya siswa mempunyai enam karakter yaitu beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkebhinekaan global, mandiri, bergotong royong, bernalar kritis dan juga kreatif.

Adapun dampak positif penerapan kurikulum prototipe ini adalah pembelajaran yang tidak hanya bertumpu pada target materi, namun pembelajaran berbasis proyek dengan menitik beratkan pada materi yang lebih esensial. 

Pembelajaran menjadi lebih baik dengan meningkatnya karakter siswa. Selain itu , potensi siswa bisa lebih tergali dengan berbagai kesempatan belajar yang menyenangkan. 

Penulis: Suci Wahyuningsih SPd, guru SD Negeri Kedunguter, Banyumas

Editor : Aryo Arbi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut