Sergey Chipilev, seorang wakil dari kelompok veteran Combat Brotherhood Russian, menulis di media sosial: “Dengan rasa sakit yang luar biasa, kami mengetahui berita tragis tentang kematian teman kami, Mayor Jenderal Andrey Sukhovetsky, di wilayah Ukraina selama operasi khusus. Kami menyampaikan belasungkawa terdalam kami kepada keluarganya.” Surat kabar Rusia; Pravda, juga melaporkan kematiannya.
Dilansir surat kabar tersebut, bahwa Sukhovetsky lulus dari Ryazan Higher Airborne Command School pada tahun 1995, setelah memulai sebagai komandan peleton sebelum naik menjadi kepala staf unit garda serangan udara. Christo Grozev, direktur eksekutif situs web jurnalisme investigasi Bellingcat, seperti dikutip The Independent, Jumat (4/3/2022), mengonfirmasi kematian sang jenderal akan menjadi "demotivasi utama" bagi tentara Rusia.
Karier Mayor Jenderal Sukhovetsky terus meningkat dengan menduduki serangkaian posisi kepemimpinan. Sukhovetsky mengambil bagian dalam kampanye militer Rusia di Suriah. Rusia mengeklaim 498 tentaranya telah tewas di Ukraina dan 1.597 lainnya terluka. Namun, pejabat Inggris mengatakan jumlah sebenarnya dari mereka yang tewas dan terluka hampir pasti akan jauh lebih tinggi dan akan terus meningkat.
Kantor hak asasi manusia (HAM) PBB mengatakan sedikitnya 227 warga sipil telah tewas dan 525 terluka di Ukraina sejak dimulainya invasi seminggu yang lalu. Layanan darurat negara Ukraina mengatakan lebih dari 2.000 warga sipil telah tewas. Seorang anggota delegasi Ukraina yang dikirim ke pembicaraan dengan Rusia mengatakan kedua belah pihak telah sepakat untuk membangun koridor bagi warga sipil untuk meninggalkan zona pertempuran dengan aman.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta