Sementara menurut Kepala Sekretariat KPA Kabupaten Banyumas Suwondo mengatakan pihaknya sudah cukup lama berkoordinasi dengan Kantor Kemenag Kabupaten Banyumas untuk bersama-sama menanggulangi HIV/AIDS di Banyumas terutama bagi para santri. Menurutnya, hal itu sesuai dengan tema peringatan Hari Santri Nasional 2024 berupa "Menyambung Juang Merengkuh Masa Depan".
"Jangan sampai masa depan santri-santri kita itu nanti terjerumus ke hal-hal yang negatif," ucapnya.
Oleh karena itu, kata dia, pihaknya sudah mulai melakukan sosialisasi terkait dengan penanggulangan HIV/AIDS tersebut ke sekolah-sekolah dan pesantren maupun masyarakat melalui kerja sama dengan penyuluh agama, Fatayat Nahdlatul Ulama, dan organisasi keagamaan lainnya.
Ia mengharapkan, materi sosialisasi yang diberikan KPA Kabupaten Banyumas kepada para penyuluh agama dapat diteruskan kepada masyarakat.
"Tapi yang jelas, kami, KPA Kabupaten Banyumas berkomitmen, jangan sampai korban-korban yang terkena HIV/AIDS utamanya di lingkup pondok pesantren dan anak-anak kita, para santri, itu bertambah lagi," jelasnya.
Terkait dengan kasus HIV/AIDS di Banyumas yang menempati peringkat kedua se-Jateng, Wondo menjelaskan hal itu turut dipengaruhi oleh tingginya mobilitas masyarakat serta tempat hiburan di wilayah itu. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas, kata dia, jumlah orang dengan HIV/AIDS (ODHA) di Banyumas tergolong tinggi karena mencapai lebih dari 4.000 orang.
"Dan pertambahannya sudah hampir mencapai 40 orang per bulan, sehingga mau tidak mau kita harus bergerak bersama untuk menangani itu. Oleh karena itu, kami menandatangani komitmen bersama dengan Kemenag Banyumas agar jangan sampai di pondok-pondok pesantren yang merupakan tempat sakral, ada yang terkena HIV/AIDS," pungkas Suwondo.
Editor : Arbi Anugrah