Bintara Kopassus Ini Bikin Luhut Binsar Pandjaitan Kagum Akan Ketakwaannya

Saat itu, perlengkapan yang dibawa setiap prajurit memang cukup berat. Beberapa di antaranya berupa senapan otomatis AK-47, 750 butir peluru kaliber 7,62 mm, 3 magasin lengkung, 2 granat, bekal makan untuk beberapa hari, baju loreng, kaos, sepatu lapangan, dan topi rimba.

Baca Juga

Praka Jingko Anggota Satgultor 81 Kopassus Raih Siswa Terbaik Latihan Militer di Australia

"Belum lagi setiap regu masih harus membawa senapan mesin RPD, peluncur roket RPG-2 buatan Yugoslavia, 60 peluru roket 90 mm, penyembur api lengkap dengan 5 mortir dan 18 butir peluru," ujarnya.

Pendiri dan komandan pertama Detasemen-81 Antiteror Kopassus ini melanjutkan, operasi yang dijalankan adalah operasi yang cukup berat dan banyak merenggut korban. "Kami di Kompi A mengawali operasi ini pada 7 Desember 1975 dengan kekuatan 110 orang prajurit. Tapi pada Maret 1976, jumlahnya bersisa menjadi 80 orang saja," ungkapnya.

Selama lima bulan operasi, kompi yang dipimpin Luhut melakukan pertempuran setiap hari. Fierce battle istilahnya. Pertempuran berhadapan dengan pasukan Fretilin yang mempunyai motivasi tempur tinggi, kemampuan serta disiplin menembak prima, dan menguasai medan dengan sempurna.

Baca Juga

Legenda Sniper Indonesia Tatang Koswara Gunakan Winchester M-70 Habisi 41 Pasukan Musuh

"Di tengah operasi yang melelahkan tersebut selalu ada waktu untuk istirahat makan. Yang kami makan adalah bekal makanan kaleng T-1. Setiap siang Durman dengan setianya membukakan kaleng makanan dan menyodorkannya kepada saya," tuturnya.

Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta