Ipung juga mengungkapkan bahwa kinerja Trans Banyumas menjadi yang terbaik di antara 12 kota penyelenggara layanan BTS. Dari segi standar pelayanan minimal (SPM) dan operasional, Trans Banyumas mencatatkan performa tertinggi.
“Saat ini, kami mengoperasikan 52 unit armada, terdiri dari 47 unit operasional dan 5 unit cadangan yang digunakan jika ada bus yang mengalami kerusakan atau perawatan rutin. Selain itu, kami juga memiliki sekitar 200 pegawai langsung, termasuk pengemudi, operator, dan mekanik. Jika ditotal dengan pekerja tidak langsung seperti dari Surveyor Indonesia, tim IT, dan petugas pencuci bus, jumlahnya mencapai 300 orang,” papar Ipung.
Ia menegaskan bahwa jika layanan Trans Banyumas sempat diberhentikan, banyak pekerja yang akan terdampak, mengingat transportasi ini telah menjadi mata pencaharian utama bagi ratusan orang.
Terkait masa depan Trans Banyumas, Ipung mengatakan bahwa pihaknya telah menjalin komunikasi intensif dengan pemerintah daerah mengenai metode dan sistem yang akan diterapkan jika ada kemungkinan pengambilalihan operasional layanan ini setelah tidak mendapatkan subsidi dari pemerintah pusat.
“Kami terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah agar layanan Trans Banyumas tetap berjalan dengan baik dan masyarakat tetap dapat menikmati transportasi massal yang aman dan nyaman,” tutupnya.
Editor : Arbi Anugrah