get app
inews
Aa Text
Read Next : Mahasiswa FKIP UMP Ikuti Program SEATeacher di Filipina

Mahasiswa KKN UMP Sulap Salak Jadi Produk Kreatif, Desa Ini Siap Bersaing di Pasar Digital

Senin, 10 Februari 2025 | 20:20 WIB
header img
Mahasiswa KKN UMP Sulap Salak Jadi Produk Kreatif, Desa Ini Siap Bersaing di Pasar Digital. Foto: Dok UMP

WONOSOBO, iNewsPurwokerto.id - Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) kembali menghadirkan inovasi berbasis potensi lokal. Mereka sukses menggelar program "Optimalisasi Salak menjadi Produk Ekraf serta Strategi Penjualan Digital" di GOR Desa Pucungwetan, Kecamatan Sukoharjo, kabupaten Wonosobo. Kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari Kepala Desa Wagini beserta perangkat desa, Karang Taruna, ibu-ibu PKK, serta kelompok Dasa Wisma (Dawis).

Desa Pucungwetan selama ini dikenal sebagai pusat pertanian salak pondoh dan industri pengolahan triplek. Namun, limbah dari kedua sektor tersebut kerap menjadi tantangan lingkungan.


Mahasiswa KKN UMP Sulap Salak Jadi Produk Kreatif, Desa Ini Siap Bersaing di Pasar Digital. Foto: Dok UMP

Untuk mengatasi masalah ini, mahasiswa KKN UMP menciptakan inovasi di bidang ekonomi kreatif dengan memanfaatkan limbah salak dan triplek menjadi produk bernilai jual tinggi.

Produk unggulan yang diperkenalkan meliputi pie salak yang dibuat dari buah salak yang tidak layak jual serta suvenir kriya berbahan kulit salak dan limbah triplek. Produk-produk ini kemudian dikemas dalam satu brand bernama "Pudakkaliwa", yang diambil dari nama dusun-dusun di Desa Pucungwetan: Pucung, Pandak Kidul, Pandak Lor, Kalimangli, dan Wanasari.

Program ini tidak hanya fokus pada produksi, tetapi juga membekali warga dengan keterampilan pemasaran digital. Dalam dua sesi utama, peserta diajarkan teknik pembuatan produk ekraf serta strategi pemasaran melalui media sosial dan platform e-commerce. Langkah ini diharapkan mampu memperluas pasar produk lokal hingga ke tingkat nasional.

Kepala Desa Pucungwetan, Wagini, mengapresiasi inisiatif ini dan berharap pie salak bisa menjadi ikon kuliner khas desa. "Semoga pie salak ini dapat menjadi produk unggulan Pucungwetan dan mengenalkan desa kami sebagai sentra salak pondoh ke pasar yang lebih luas," ujarnya penuh harap.

Sementara itu, Dosen Pembimbing Lapangan UMP, Alhadi Nelsa, menekankan pentingnya branding dan identitas visual dalam pemasaran produk.

"Inovasi ini bukan hanya tentang menciptakan produk, tetapi juga membangun citra yang kuat. Dengan desain kemasan yang menarik, logo yang unik, serta storytelling yang tepat, Pudakkaliwa diharapkan bisa bersaing di pasar digital dan menjadi simbol kreativitas lokal Desa Pucungwetan," jelasnya.

Keberhasilan program ini menunjukkan bahwa dengan kreativitas dan inovasi, potensi desa bisa dikembangkan menjadi peluang ekonomi yang menjanjikan. Kolaborasi antara akademisi dan masyarakat membuktikan bahwa desa kreatif bukan sekadar konsep, tetapi bisa diwujudkan dengan langkah nyata.

Dengan semangat "Salak Lokal, Kreasi Global", produk Pudakkaliwa diharapkan tidak hanya memperkuat industri ekonomi kreatif di tingkat lokal, tetapi juga membawa nama Desa Pucungwetan ke panggung pasar nasional.

Editor : Arbi Anugrah

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut