JAKARTA, iNews.id - Mahasiswi berinisial L, korban kekerasan seksual di kampus Universitas Riau (UNRI) menemui Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim Kamis (14/4/2022). Kedatangannya untuk menyampaikan kekecewaannya atas putusan pengadilan yang membebaskan terdakwa dari tuntutan Jaksa Penuntut Umum.
"Saya memohon untuk mendapatkan keadilan, dan saya mengharapkan Permendikbudristek sebagai satu-satunya harapan saya untuk mendapatkan keadilan. Mereka mendengar aspirasi saya memberikan kekuatan kepada saya agar saya dapat terus memperjuangkan hal ini," kaya L usai bertemu dengan Mendikbudristek dalam pesan tertulis yang diterima iNews Purwokerto.
Mahasiswi L, datang ke kantor Kemendikbudristek, Jakarta dengan didampingi perwakilan Korps Mahasiswa Hubungan Internasional (KOMAHI) UNRI. L mengatakan jika putusan tersebut dinilai tidak sesuai dengan dokumen bukti tertulis hasil pendapat Ahli Psikolog dalam berkas perkara terkait hasil asesmen psikologi Korban.
Menurut Wakil Ketua KOMAHI UNRI, Voppi Rosea Bulki, mengatakan jika gerakan dukungan kepada korban dan dorongan penuntasan kasus kekerasan seksual bukan dimaksudkan untuk mencoreng nama baik kampus, tetapi ingin menghadirkan lingkungan belajar yang nyaman dan aman.
"Harapan kami ke kampus agar bisa juga berada di pihak kami, ikut bersama kami membebaskan kampus dari kasus kekerasan seksual dan pelecehan seksual dalam bentuk apapun," ujarnya.
"Jadi, harapan kami, Universitas dalam hal ini perlu tegas, terutama dari Rektor dan para pimpinan untuk bersama-sama menyatakan sikap melihat kasus ini dan terbuka dengan fakta adanya kekerasan seksual dan tidak menyalahkan korban," tambah Voppi.
Sementara menurut Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim menegaskan jika pihaknya komitmen melakukan penghapusan kekerasan seksual di lingkungan pendidikan serta memberikan dukungan moril kepada korban.
"Saya sangat berempati atas insiden yang terjadi. Semoga korban bisa terus menjaga semangat dan kami berdiri dibelakang korban dalam perjuangannya. Saya tahu ini tidak mudah, tetapi terima kasih telah berani bersuara dan berjuang," tutur Mendikbudristek.
Editor : Arbi Anugrah