get app
inews
Aa Read Next : Para Wanita Langgongsari Sukses Budi Daya Madu Klanceng, Begini Kisahnya

Sekolah di Tepi Hutan Cilongok: Peluncuran dan Workshop 6 Film Tentang Potret MTs Pakis

Sabtu, 21 Mei 2022 | 13:21 WIB
header img
Jurusan Sosiologi FISIP Unsoed menggelar acara Peluncuran 6 Film Dokumenter tentang Potret MTs Pakis, Cilongok, Banyumas, pada hari Sabtu (21/05/2022)

Selain itu, MTS Pakis juga memiliki jargon dalam bahasa lokal (bahasa Banyumasan) “Lakune Nyong Rika Padha” yang berarti tindakan, tingkah laku atau langkah kita bersama. 


Pengelola MTs Pakis memberikan paparan

Adanya MTs Pakis merupakan jawaban atas permasalahan pendidikan yang dialami oleh masyarakat di Kampung Pesawahan, Desa Gununglurah, Cilongok, Banyumas. Jauhnya jarak yang harus ditempuh untuk mencapai sekolah formal menjadikan MTs Pakis sebagai alternatifnya. Selain gratis, dengan adanya MTs Pakis juga turut mengedukasi masyarakat desa yang cenderung terpaksa nikah muda. 

"Kepenginnya anak-anak melanjutkan sekolah, jangan sampai ada yang putus sekolah. Sayang, di usia mereka yang masih muda. Ya, cukuplah saya, menikah muda. 

Ternyata menyesalnya di belakang. Semoga sih, temen-temen yang masih muda, masih produktif, lebih baik kita berkarya, berkreasi," ujar Tri Utami, ibu rumah tangga yang tengah menjalani kejar Paket C dalam film berjudul "Anak Miskin Boleh Sekolah".

Salah satu keunggulan MTs Pakis yang tidak ditemui di sekolah formal lain adalah pembelajaran berbasis Agroforesty. Pembelajaran tersebut berisi tentang bagaimana para siswa diajarkan untuk menjaga kelestarian alam sebagai kearifan lokal. 

Di sana, para siswa diajarkan bagaimana menanam, beternak, hingga memanfaatkan potensi pariwisata, yakni Telaga Kumpe.

Isrodin, selaku relawan MTS Pakis, sekaligus  kepala sekolah dan penanggung jawab MTs Pakis dalam film berjudul "Berdamai dengan sinyal" mengatakan bahwa belajar itu tidak pernah dibatasi ruang dan waktu, belajar itu bisa kapan saja, di mana saja, dengan siapa saja, tidak terbatas pada gedung. 

Ia juga menegaskan bahwa pembangunan dan pendidikan itu bisa terwujud bila dilakukan bersama-sama. Selain itu, meskipun mengalami keterbatasan, Isrodin dan para siswa tetap antusias melakukan pembelajaran.

"Model kita untuk belajar adalah panca indera kita itu dimaksimalkan sebaik-baiknya, baru teknologi, baru alat-alat lain digunakan untuk belajar. Karena kalau belum maksimal panca indera kita digunakan untuk belajar, kita tidak bisa menjamin alat komunikasi, atau media untuk belajar yang lain bisa kita gunakan," paparnya dalam acara Pemutaran Film Dokumenter MTs Pakis.

 

Editor : Elde Joyosemito

Follow Berita iNews Purwokerto di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut