MUMBAI, iNews.id - Pemerkosaan brutal dilakukan 33 pria terhadap seorang perempuan belia berumur 15 tahun terjadi di India. Kasus yang terjadi di Mumbai ini ditangani Tim Investigasi Khusus (SIT) polisi India.
Polisi setempat pun sudah mengumumkan telah menangkap 33 pria tersangka pada Senin (27/9/2021).
Kasus ini dikenal sebagai pemerkosaan geng Dombivali. Penangkapan dilakukan di berbagai tempat di distrik Thane pada Minggu malam dan Senin dini hari.
“Kedua tersangka ditangkap dari lokasi berbeda di distrik itu. Semua 33 tersangka yang disebutkan dalam laporan informasi pertama (FIR) kini telah ditangkap dan tidak ada nama baru yang muncul dalam penyelidikan sejauh ini,” kata inspektur polisi senior Dadahari Chaure kepada Hindustan Times, yang dilansir Rabu (29/9/2021).
Menurut polisi, korban diserang berulang kali dalam kurun waktu sembilan bulan yang dimulai sejak Januari 2021.
Korban pertama kali diserang oleh kekasihnya sendiri, di mana pelaku juga merekam aksinya.
Pelaku dan teman-temannya kemudian menggunakan rekaman itu untuk memerasnya agar berhubungan seks dengan mereka.
Polisi mengatakan pemerkosaan beramai-ramai itu terjadi di berbagai pinggiran kota Mumbai, termasuk Dombivili, Badlapur, Murbad dan Rabale.
Korban pada akhirnya memberanikan diri untuk melaporkan kasus tersebut ke polisi pada Rabu malam pekan lalu.
Media lokal, NDTV, melaporkan bahwa korban telah menyebutkan total 33 pria yang menyerangnya. Dia tahu hampir semua identitas para pelaku.
Sejak pemerkosaan beramai-ramai terhadap seorang mahasiswi di bus tahun 2012 yang dijuluki Nirbhaya, yang menyebabkan kemarahan global, India telah memperkenalkan undang-undang yang keras untuk menangani kejahatan yang bersifat seksual.
Namun meskipun pengawasan meningkat, pemerkosaan masih tetap menjadi masalah serius.
Pada tahun 2020, Biro Catatan Kejahatan Nasional India mencatat 28.046 kasus pemerkosaan atau atau hampir 77 kasus sehari.
Para aktivis mengatakan jumlah sebenarnya jauh lebih tinggi karena banyak kasus tidak dilaporkan, di mana pemerkosaan masih dipandang sebagai hal yang tabu oleh banyak orang di masyarakat India.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta