Dan Allah menyerupakan setan yang menguasainya seperti burung yang merobek-robek tubuhnya.
Dan Allah menyerupakan hawa nafsunya yang menjauhkannya dari kebenaran seperti angin yang menerbangkannya ke tempat yang jauh.
Ini hanyalah satu contoh dari banyaknya perumpamaan yang disebutkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala dalam Al-Qur’an tentang batilnya kesyirikan, dan kerugian orang musyrik di dunia dan akhirat." (Al-Irsyad ilaa Shahihil I'tiqod war Roddu 'ala Ahlisy Syirki wal Ilhad, hal. 42)
Makna ayat yang mulia di atas (QS. Al-Hajj: 21) juga bermakna, orang musyrik itu benar-benar dilempar dari langit ke bumi.
Rasulullah shallallaahu'alaihi wa sallam bersabda:
"Para malaikat yang keras lagi kasar membawa ruh orang musyrik untuk naik ke langit. Tidaklah mereka berjumpa dengan sekumpulan malaikat kecuali para malaikat itu bertanya: Siapa ruh yang buruk ini?
Mereka menjawab: Dia adalah fulan bin fulan. Mereka menyebutkan nama terjelek yang pernah dipanggilkan kepadanya di dunia.
Akhirnya ia sampai ke langit pertama, lalu dimintakan izin untuknya agar dibukakan pintu langit, tetapi tidak diizinkan. Kemudian Rasulullah shallallaahu'alaihi wa sallam membaca firman Allah ta'ala:
"Tidak akan dibukakan untuk mereka pintu-pintu langit dan mereka tidak akan masuk surga, hingga onta bisa masuk ke lubang jarum." (QS. Al-A'rof: 40)
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait