Bangun Museum Virtual Ahmad Tohari, Kolektif Seni Banyumas Angkat Karya Maestro Sastra Indonesia

Arbi Anugrah
Bangun Museum Virtual Ahmad Tohari, Kolektif Seni Banyumas Angkat Karya Maestro Sastra Indonesia. Foto: Arbi Anugrah/ iNewsPurwokerto.id

BANYUMAS, iNewsPurwokerto.id - Sosok dan karya Ahmad Tohari telah terkategori sebagai bagian dari puncak-puncak estetika sastra Indonesia. Karya-karya sang maestro sastra asal Desa Tinggarjaya, Kecamatan Jatilawang, Kabupaten Banyumas ini memperoleh apresiasi luas baik di Indonesia maupun mancanegara.

Selain melahirkan karya novel Ronggeng Dukuh Paruk yang berkisah tentang pergulatan penari lengger di dusun kecil pada masa pergolakan komunis. Sastrawan dan budayawan Indonesia ini juga pernah melahirkan karya-karya yang dianggap ke kiri-kirian oleh pemerintah Orde Baru saat itu, sehingga Tohari sempat diinterogasi hingga berminggu-minggu.

Mengapresiasi hayat dan karya Ahmad Tohari, kolektif seni Banyumas mengangkat legenda hidup sastra Indonesia ini dalam 'Museum Virtual Ahmad Tohari'. Museum ini nantinya dapat diakses melalui laman museumahmadtohari.id.

Di museum, pengunjung dapat melakukan virtual tour untuk mengenal hidup dan proses kreatif Ahmad Tohari yang akrab disapa AT. Pengunjung juga dapat mengetahui secara lengkap karya, prestasi dan apresiasi terkait AT. 


Bangun Museum Virtual Ahmad Tohari, Kolektif Seni Banyumas Angkat Karya Maestro Sastra Indonesia. Foto: Dok Kolektif Seni Banyumas.

 

"Kita mencoba mengumpulkan hayat dan karya pak Ahmad Tohari dalam satu ruang virtual yang namanya Museum Virtual Ahmad Tohari. Di Museum virtual akan ada cerita pengalaman hidup Ahmad Tohari dari masa kanak sampai usia senjakala saat ini," kata Produser Museum Virtual Ahmad Tohari, Abdul Aziz Rasjid, dalam keterangan tertulisnya, Minggu (13/11/2022).

Dalam Museum Virtual ini akan tersaji juga arsip-arsip milik Ahmad Tohari berupa buku, surat-surat pribadi hingga karya tulisnya. Adapula piagam-piagam penghargaan yang ia terima sejak awal karir kepenulisan hingga saat ini. Termasuk pula karya alih wahana dari karya sastra ke film.

"Tujuan utamanya agar pengunjung museum dapat mengenal lebih dalam pak Tohari sebagai maestro sastra Indonesia terutama di bidang prosa," ujarnya.

Editor : Arbi Anugrah

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network