Dari situlah sebenarnya tersimpan sumber energi nabati yang dapat diolah menggantikan BBM yang kita tahu bersifat mencemari. Olahan bernilai tinggi dan mampu menggantikan BBM itu bernama etanol nabati atau bioetanol.
Sesuai namanya, bioetanol merupakan gabungan dari kata bio dan etanol yang masing-masing dapat diartikan sebagai organik/alami dan kata ganti alkohol.
Sehingga dapat kita pahami bioetanol adalah alkohol alami yang bersumber dari proses ekstraksi tanaman dan tumbuhan. Bioetanol cenderung mudah untuk diproduksi dan cukup menggunakan peralatan yang tergolong murah.
Sumbernya yang melimpah dan proses produksi yang mudah ini pada akhirnya membuat bioetanol digarap serius di sejumlah negara di dunia.
Sebut saja di Uni Eropa, produksi bioetanol pada tahun 2022 mencapai 5,35 juta kiloliter yang dihasilkan dari 55 refinery yang tersebar di seluruh penjuru eropa. Lebih dari 90% bioetanol yang diproduksi tersebut selanjutnya digunakan sebagai bahan bakar kendaraan bermotor dan mesin-mesin industri.
Selain itu, beberapa negara emerging markets juga turut menggarap bioetanol dengan serius salah satunya Brazil. Produksi bioetanol di negara Samba ini bahkan mencapai 35 juta kiloliter pada tahun 2019.
Secara umum, material organik yang digunakan oleh negara-negara produsen bioetanol adalah sugar cane atau tebu dengan lebih tepatnya berupa ampas tebu hasil produksi gula.
Meski ampas tebu populer untuk produksi bioetanol berskala besar, material lain seperti kernel jagung, gandum, singkong, hingga limbah kelapa sawit. Pada dasarnya, material yang kaya akan senyawa karbohidrat dan zat pati dapat difermentasi untuk produksi bioetanol. Fleksibilitas inilah yang perlu kita pahami dan menjadi dorongan bagi industri dalam negeri untuk mulai memproduksi bioetanol.
Di Indonesia saat ini sebenarnya telah terdapat beberapa sentra industri bioetanol. Misalnya saja di Sukoharjo, Jawa Tengah, tepatnya di Desa Bekonang yang masyarakatnya telah puluhan tahun mengolah ampas tebu menjadi etanol. Setidaknya ada 127 Industri Kecil Menengah (IKM) yang mengolah ampas tebu menjadi bioetanol dengan kadar kemurnian cukup tinggi.
Editor : EldeJoyosemito
Artikel Terkait