JAKARTA,iNews.id - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya menegaskan, pihaknya ingin memposisikan NU sungguh-sungguh sebagai penyangga keutuhan bangsa.
"Bukan hanya ikut-ikutan bertempur melawan kelompok lain, tapi kita ingin supaya NU ini menjadi jembatan terhadap hal yang terhambat komunikasinya, itu posisi NU," katanya saat ditemui MNC Portal Indonesia di Kantor PBNU Jakarta, Kamis (30/12/2021).
Tegasnya, kata dia, NU telah mengambil jarak dengan politik praktis. Hal itu merupakan keputusan dalam Muktamar ke-26 NU Tahun 1979 di Semarang, Muktamar ke-27 Tahun 1984 di Situbondo, lalu disempurnakan dalam Muktamar ke-28 NU Yahun 1989 di Yogyakarta.
"Kita harus mengacu lagi ke sana karena yang menjadi keputusan-keputusan Muktamar itu menurut posisinya dari NU di tengah pergulatan kebangsaan," kata Gus Yahya saat ditemui MNC Portal Indonesia di Kantor PBNU Jakarta, Kamis (30/12/2021).
Gus Yahya menjelaskan, NU pernah menjadi partai politik pada 1945 hingga 1971. Namun sekarang NU kembali menjadi perkumpulan yang mengambil jarak dari politik praktis dan tidak menjadi pihak dalam kompetisi perpolitikan di Indonesia.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait