Dinkes Banyumas Siap Jadi Support System Utama Sistem Rujukan BPJS Kesehatan

Elde Joyosemito
Dinkes Banyumas mendukung sistem rujukan yang telah dijalankan BPJS Kesehatan dan meminta fasilitas kesehatan lebih aware terhadap pentingnya peningkatan kualitas pelayanan. (Foto: Istimewa)

Kepala Bagian Keuangan RSUD Margono Soekarjo, Lilis Ernawati juga mendukung adanya sistem gatekeeper. Sebagai gatekeeper, FKTP harus lebih memaksimalkan pemanfaatan Aplikasi P-Care dalam penentuan diagnosa dan tujuan poli rujukan agar pasien tertangani di rumah sakit secara tepat.
“RSUD Margono Soekarjo juga berusaha semaksimal mungkin melakukan proses Program Rujuk Balik (PRB) peserta JKN ke FKTP yang ada di Kabupaten Banyumas,” kata Lilis.

Sementara itu, Kepala BPJS Kesehatan Cabang Purwokerto, Unting Patri Wicaksono Pribadi menjelaskan, sebagai upaya memperkuat sistem rujukan BPJS Kesehatan yang diterapkan di FKTP dan FKRTL, pihaknya menyebut rutin melakukan supervisi untuk membuktikan apakah sistem rujukan tersebut sudah diimplementasikan dengan baik dan memberi dampak positif bagi faskes dan peserta JKN.

“Untuk mengoptimalisasi sistem rujukan yang telah ada, kami rutin melakukan supervisi ke FKTP dan FKRTL untuk melihat dan membuktikan secara lebih rinci apakah ketentuan sistem rujukan telah dilaksanakan dengan baik dan apakah ada kendala dari sistem rujukan tersebut. Sistem rujukan dari BPJS Kesehatan ini sudah banyak diapreasiasi negara lain, seperti Amerika,” kata Unting.

Survey yang dimaksud ini ialah Supervisi, Lihat, dan Buktikan Langsung (Si-Bling). Tujuan Si- Bling yakni untuk mendapatkan fakta sesungguhnya atas pelayanan FKTP kepada peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sebagai pemenuhan kewajiban terhadap Perjanjian Kerja Sama (PKS).

Ketua Tim Kendali Mutu dan Kendali Biaya (TKMKB), Jusi Febrianto mengingatkan kembali kepada perwakilan FKTP dan FKRTL yang menghadiri kegiatan FGD hari ini, untuk selalu dapat membedakan antara kebutuhan dan keinginan pasien. Menurutnya, sistem JKN diciptakan karena konsumen tidak tahu ataupun belum bisa membedakan apa yang sebenarnya pasien inginkan dan butuhkan.

“Kita harus ingat kembali, apa yang diinginkan pasien belum tentu yang dibutuhkan oleh pasien. Adanya Panduan Pelayanan Klinik (PPK) yang sudah ada harus digunakan dengan baik untuk memberikan pelayanan yang sesuai kepada pasien, khususnya peserta JKN,” kata Jusi.

Editor : EldeJoyosemito

Sebelumnya

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network