Banyak warga yang memburu jamur rayap ini untuk dijual, sebab jamur ini memiliki rasa yang lezat dan mengandung nilai gizi yang baik saat dikonsumsi. Warga biasanya menjualnya seharga Rp20-25 ribu per kilogram.
"Ini warga pada ngambil, tetangga desa saja sampai ke sini dan dijual. Untuk pagi ini saja, mungkin ada orang yang sudah menjual dan dapat pemasukan Rp100 ribu - Rp200 ribu. Kalau yang sampai jauh, ada yang menjual 1 kilogram itu Rp40 ribu. Kalau yang lingkungan sini mungkin Rp20 ribu dilayani dan itu laku," jelasnya.
Jamur rayap sendiri memiliki banyak sebutan disetiap daerah. Ada yang menyebut jamur barat, jamur bulan dan lain sebagainya. Jamur rayap ini biasanya muncul di tanah yang di dibawahnya terdapat banyak rayap. Jamur ini memang unik karena hanya tumbuh di area bekas koloni rayap.
Akan tetapi, jamur yang memiliki nama ilmiah Termitomyces ini belum bisa di budidayakan. Kebanyakan masyarakat desa hanya mengandalkan alam untuk memanennya.
Teguh, salah satu warga setempat mengatakan jika jamur rayap yang tumbuh liar di pekarangan warga ini sudah diburu sejak semalam. Bahkan, ada yang sudah mendapatkan hingga 50 kilogram dengan harga jual perkilogramnya Rp25 ribu.
"Dipanen banyak warga, karena musiman setiap musim kemarau dan saat ada angin, jamur ini keluar. Untuk lokasi kemunculannya tidak menentu, biasanya di lahan tanah merah yang banyak rayap itu suka muncul. Kalau saya lihat, hanya di desa ini saja yang muncul (jamur rayap)," ucapnya.
Editor : Aryo Arbi
Artikel Terkait