BANYUMAS, iNewsPurwokerto.id-Wajah kota lama Banyumas sudah berubah. Kini dapat dijadikan tempat nongkrong yang mengasyikkan. Itu setelah ada bantuan revitalisasi oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono juga telah melakukan kunjungan ke proyek revitalisasi Kota Lama di Kecamatan/Kabupaten Banyumas pada hari Senin (1/1/2024).
Basuki hadir bersama presenter senior Andy F Noya dan menjelajahi kawasan tersebut menggunakan dokar.
"Di Kementerian PUPR, kami memiliki program untuk revitalisasi kota-kota. Di Jawa Tengah, kita telah melakukan revitalisasi di berbagai tempat seperti Lasem, Semarang, Dieng, Ambarawa, Solo, Bukit Cinta Rawapening, termasuk Gedung Songo Bandungan, dan sekarang di Banyumas," kata Basuki.
Basuki menyatakan bahwa tujuan kedatangannya kali ini adalah untuk melihat kemajuan proyek revitalisasi Kota Lama Banyumas. Mengenai anggaran, dia belum dapat memastikan total dana yang dibutuhkan.
"Kami ingin melihat perkembangannya, jika ada yang kurang, mungkin ada beberapa spot yang perlu diperbaiki. Mudah-mudahan bisa kita lakukan tahun 2024. Kami belum tahu berapa panjang jalur pejalan kakinya, apa saja yang perlu dilakukan, ini nanti akan terlihat setelah kita lihat anggarannya," jelasnya.
Basuki lebih lanjut menjelaskan bahwa untuk pengembangan pariwisata ke depan, diperlukan bantuan ide kreatif dari Andy F Noya. Kementerian PUPR hanya membantu dalam aspek fisik, sesuai dengan tanggung jawabnya.
"Saya rasa jika ada Pak Andy, saya akan membantu dari segi fisik. Nanti Pak Andy bertanggung jawab untuk memberdayakan dan memberikan ide-ide kreatifnya. Saya berkontribusi dalam penyempurnaan fisik revitalisasi. Acara kreatifnya menjadi tanggung jawab Pak Andy, jika acara tidak dikembangkan, ya begitulah adanya," tambahnya.
Camat Banyumas, Oka Yudhistira, mengungkapkan bahwa pembangunan fisik Kota Lama telah selesai. Ia menekankan pentingnya merapikan pedagang agar lingkungan tidak kumuh.
"Fisiknya sudah terwujud. Yang perlu kita lakukan sekarang adalah bagaimana mengatur masyarakat agar bangunan fisik yang sudah dibangun oleh Kementerian PUPR dapat dimanfaatkan secara optimal. Dengan kekuatan dan pemberdayaan masyarakat, kita akan mengatur agar tidak terjadi keterlaluan. Bebas parkir, pedagang kaki lima, dan nantinya kami akan menyiapkan kegiatan kreatif, kekuatan utamanya adalah seni budaya. Selain itu, kami akan memanfaatkan bangunan tua dan kreativitas masyarakat," ujarnya.
Sementara itu, Andy F Noya menambahkan bahwa proyek revitalisasi yang dilaksanakan memiliki konsep yang mirip dengan yang dilakukan di Semarang.
"Konsepnya hampir sama dengan proyek PUPR di Semarang, dan kami akan mengaplikasikannya di sini. Konsepnya mirip, hanya perlu disesuaikan dengan budaya dan kebutuhan lokal," tandasnya.
Editor : EldeJoyosemito
Artikel Terkait