JAKARTA, iNewsPurwokerto.id - Banyak negara terkaya di dunia ternyata adalah negara-negara kecil. Fenomena seperti pandemi, perlambatan ekonomi global, dan ketegangan geopolitik tidak banyak memengaruhi kekayaan negara-negara tersebut.
Menurut Global Finance, sejumlah negara kecil yang sangat kaya, seperti San Marino, Luksemburg, Swiss, dan Singapura, mendapatkan manfaat dari sektor keuangan yang maju serta sistem perpajakan yang menarik investasi asing, profesional berbakat, dan simpanan bank besar.
Negara lain seperti Qatar dan Uni Emirat Arab (UEA) memiliki cadangan hidrokarbon atau sumber daya alam lain yang melimpah.
Sementara itu, kasino yang cemerlang dan tujuan wisata yang menarik juga berkontribusi pada kemakmuran negara seperti Makau.
Meskipun Makau mengalami lockdown hampir tiga tahun dan pembatasan perjalanan terkait pandemi, negara ini tetap salah satu yang paling makmur di dunia.
Penilaian negara terkaya biasanya menggunakan produk domestik bruto (PDB) per kapita, yaitu PDB dibagi jumlah penduduk.
Ini adalah cara yang lebih baik untuk menentukan kekayaan relatif penduduk suatu negara dibandingkan dengan negara lain. Namun, dengan mempertimbangkan tingkat inflasi dan harga barang serta jasa lokal, kita dapat memperoleh gambaran lebih akurat mengenai standar hidup rata-rata suatu negara.
Angka ini disebut paritas daya beli (purchasing power parity/PPP), yang sering digunakan dalam perhitungan internasional.
Menurut data Dana Moneter Internasional (IMF), rata-rata daya beli per kapita di 10 negara termiskin di dunia kurang dari 1.500 dolar AS, sedangkan di 10 negara terkaya rata-rata daya beli mencapai 110.000 dolar AS.
Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta
Artikel Terkait