Saat itu, dua perahu motor Marinir Belanda tiba-tiba menyerang pasukan Benny Moerdani yang sedang beristirahat di Sungai Kumbai. Pertempuran jarak dekat pun tak dapat dielakkan. Benny yang tidak menduga bakal mendapat serangan mendadak tersebut, langsung berlindung dan menginstruksikan anak buahnya untuk menyelamatkan diri.
Dalam penyergapan tersebut, Jenderal Kopassus ini nyaris tewas karena topi rimbanya tertembak. Beruntung, nyawanya masih bisa selamat. Saat berupaya menyelamatkan diri dari penyergapan itu, mantan Panglima ABRI ini tidak menyadari jika jaketnya sedang dilepas. Sedangkan senjata, radio dan dokumen lainnya yang diikatkan di tubuhnya berhasil di selamatkan.
Dikutip dari buku “Kopassus untuk Indonesia” dalam pertempuran sengit di Sungai Kumbai, Benny bersama pasukan Naga berhasil memukul mundur pasukan Marinir Belanda yang didaratkan dengan menggunakan dua perahu motor dan kapal sungai di hulu Sungai Kumbai.
”Yang dipakai Benny adalah strategi kucing. Kalau bertemu ya bertempur. Kalau tidak ya kucing-kucingan. Tujuan kami sebagai umpan supaya Belanda memecah konsentrasi pasukannya yang di Biak dan terbukti berhasil,” kenang Brigjen TNI (Purn) Aloysius Benedictus Mboi yang saat Operasi Naga masih berpangkat Letnan Satu.
Jenderal (Purn) Leonardus Leonardus Benyamin (LB) Moerdani atau dikenal Benny Moerdani
Di pedalaman belantara Papua, pertempuran sengit antara kedua pasukan elite tersebut terus terjadi. Belanda bahkan sempat mengeluarkan pengumuman bagi siapa pun yang bisa meringkus Kapten Benny akan diberi hadiah 500 gulden.
”500 gulden untuk informasi atau menangkap keduanya hidup atau mati,” kata Ben Mboi yang terkejut karena melihat banyak pamflet berisi foto dirinya dan Benny Moerdani di pohon dan dinding rumah warga.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait