"Pendampingan psikologi dilakukan salah satunya untuk menenangkan siswa korban kecelakaan. Karena mereka sebagian belum didampingi keluarga, sebab masih dalam perjalanan dari Kudus menuju Purbalingga," katanya dalam siaran pers diterima Minggu (6/3/2022).
Menurutnya, pendampingan awal dilakukan untuk menenangkan psikisnya. Sebab para siswa yang masih berusia anak-anak telah mengalami langsung kejadian kecelakaan dan menderita luka akibat kejadian tersebut.
"Diberikan juga motivasi kepada siswa korban kecelakaan untuk tetap semangat dan mematuhi anjuran dokter agar bisa segera sembuh," katanya.
Dia mengatakan, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan psikolog dari RSUD Goetheng Taroenadibrata untuk melakukan Assasment. Pihaknya akan lakukan pendampingan bersama pihak rumah sakit hingga mereka sembuh.
"Asesmen psikologis dibutuhkan untuk mengetahui sejauh mana tingkat trauma korban dan penanganan selanjutnya baik saat dirawat dan setelah pulang ke rumah," ujarnya.
Sebelumnya bus pariwisata yang membawa rombongan siswa MI Mihtaful Arif, Kudus mengalami kecelakaan di jalan raya Dusun Bayeman, Desa Tlahab Lor, Kecamatan Karangreja, Kabupaten Purbalingga, Kamis (3/3/2022) sekitar pukul 04.00 WIB. Seorang meninggal dan 21 orang mengalami luka-luka akibat peristiwa tersebut.
Korban meninggal merupakan kernet bus bernama Lukman (20), warga Desa Mbandengan RT 7 RW 2 Kudus. Adapun korban luka, 10 orang dirawat di RSU PKU Muhammadiyah Bobotsari dan 11 orang dirawat di RSUD dr R Goeteng Taroenadibrata Purbalingga.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait