Dikutip dari buku Resimen Pelopor (Edisi Revisi), Pasukan Elite Yang Terlupakan, penulis Anton Agus Setyawan dan Andi M Darlis, Januari 2013, Ajun Brigadir Polisi Kartimin yang merupakan salah satu prajurit Resimen Pelopor mengenang suasana keberangkatan ke Irian Barat dengan perasaan biasa saja.
Pada tahun 1962 itu, genap 6 tahun dia tidak bertemu dengan ayah dan kakak-kakaknya. Ibunya sudah meninggal dunia sejak Kartimin berusia 5 tahun. Saat itu, dia masih lajang dan yang ada di pikirannya hanyalah berangkat ke medan tempur sebagai bagian dari anggota pasukan khusus. Perasaan ini juga dimiliki sebagian besar anggota Pelopor yang tidak terlalu emosional.
Sebagian besar yang berangkat ke Irian Barat adalah veteran dari beberapa operasi tempur seperti operasi tempur DI/TII di Jawa Barat dan Kalimantan, GOM IV di Sumatera maupun GOM VI di Aceh. Tak heran, mereka sudah terbiasa dengan kemungkinan tidak kembali atau mati dalam penugasan.
Kembali lagi ke Jenderal Polisi Soekarno. Semasa menjabat Kapolri periode 15 Desember 1959-29 Desember 1963, dia meninggalkan jejak berharga bagi korps Bhayangkara. Pada 15 Desember 1959, Soekarno dilantik menjadi Kepala Kepolisian Negara menggantikan Raden Said Soekanto Tjokrodiatmodjo.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait